JATIMTIMES – Kematian Rosmadi Andika Pratama (16) siswa kelas X SMK N 2 Jember yang meninggal akibat mendapat tendangan dari teman satu sekolahnya, menjadi duka mendalam bagi Sudarmi (52) ibu korban. Bagaimana tidak Dika panggilan korban merupakan anak manja yang sudah ditinggal bapaknya meninggal sejak dirinya masih duduk di bangku kelas 2 SDN Sumbersari 03 Jember.
Sudarmi (52) ibu korban tidak menyangka anak bungsunya dari 2 bersaudara ini menyusul bapaknya, begitu cepat. Tidak ada firasat apapun dari anaknya sebelum pergi untuk selama-lamanya. Yang ia tahu dua minggu yang lalu anaknya datang ke SMP 3 Jember tempat dirinya sekolah sebelumnya untuk bertemu guru-gurunya.
Baca Juga : Aksi Perundungan Teman Satu Kelas Sebabkan Siswa SMK di Jember Tewas
“Tidak ada firasat sama sekali, hanya saja kemarin guru-guru SMP nya juga takziah ke sini, dan cerita kalau 2 minggu lalu Dika (panggilan korban) datang ke sekolah, di sekolah tidak ada yang dibicarakan, hanya salaman saja dengan guru-gurunya, setelah itu pulang,” ujar Sudarmi saat ditemui di rumahnya.
Menurut Sudarmi, anaknya juga tidak pernah bercerita jika korban ada masalah dengan temannya, sebab selama ini anaknya juga tidak pernah neko-neko, jangankan keluyuran, untuk urusan makan saja sejak kecil sampai ajal menjemputnya korban masih minta suapi dirinya.
“Kemarin saat mau berangkat sekolah juga saya suapi, anak saya memang sejak kecil minta disuapi kalau makan meski sudah SMA, sebab kalau gak disuapi gak mau makan. Jadi saya gak tahu kalau pagi kemarin merupakan suapan terakhir saya ke Dika,” ujar Sudarmi dengan tidak kuasa menahan tangis.
Sudarmi juga menyatakan, bahwa pada saat kejadian, dirinya sama sekali tidak tahu jika anak bungsunya meninggal. Dirinya ditelepon guru SMK 2 Jember sekitar pukul 1 siang, diminta untuk datang ke sekolah, namun saat disekolah dirinya tidak mendapat info jelas tentang anaknya.
“Saat itu ada guru anak saya yang telepon, agar saya datang ke sekolah dan diminta ikhlas dan bersabar. Saya tanya lho kenapa dengan anak saya, guru-guru tidak memberi tahu, saya diajak ketemu kepala sekolah, di depan kepala sekolah juga dibilangi agar saya ikhlas dan sabar, saya juga mendengar beberapa siswa yang mengatakan tidak terima jika terjadi ada apa-apa dengan Dika, saya semakin bingung, kemudian saya diantar pulang, dan sampai rumah saya juga kaget, karena banyak warga yang berjejer di gang masuk rumah, sampai saat itu saya tidak tahu apa yang menimpa anak saya, dan saya baru tahu, setelah sampai rumah, ada tetangga yang menyatakan agar saya tabah, karena Dika sudah meninggal, disitu tangis saya langsung pecah,” ujar Sudarmi.
Sudarmi juga menyatakan, jika pada saat jenazah korban datang, banyak siswa dan guru yang datang ke rumahnya, namun sampai saat ini pihaknya belum tahu orang tua pelaku. “Kalau orang tua dari pelaku belum ada yang melayat, saya gak tau katanya anak Tegal Gede, saya hanya berharap anak saya Husnul Khotimah, yang saya tidak terima kenapa anak saya dibuat begini,” ujar Sudarmi di antara isaknya.
Baca Juga : Ada Tari Telanjang dan Miras, GP Ansor dan Banser Siap Jaga Pantai Boom Banyuwangi
Seperti diketahui, Selasa (23/8/2022) siang, siswa di SMK N 2 Jember meninggal dunia setelah mendapat tendangan dari salah satu siswa yang masih dalam satu sekolah. Korban yang saat itu berada di dalam kelas pada jam istirahat dipanggil oleh pelaku, kemudian pelaku mengajak korban salaman dan tidak lama setelah itu terjadi cekcok.
Korban pun berusaha untuk tidak menanggapi pelaku dengan berniat kembali ke dalam kelas, namun rupanya pelaku tidak terima dan menendang korban hingga korban tersungkur. Korban sempat dibawa ke UKS namun karena kritis korban dilarikan ke RS dr. Soebandi Jember, namun meninggal dunia saat dalam perjalanan.
Pelaku sendiri saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian dan sedang menjalani pemeriksaan di Unit PPA Polres Jember. “Benar pelaku sudah kami amankan di rumahnya, saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan yang dilakukan oleh Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), karena pelaku masih dibawah umur, pelaku sendiri pasca kejadian tidak melarikan diri, hanya pulang karena ketakutan, saat ini kami masih memeriksa pelaku untuk mencari tahu motif dari penganiayaan yang dilakukan,” pungkas Kasatreskrim. (*)