JATIMTIMES - Lurah Kampung Mandar menyebut ada dugaan praktik hiburan tarian telanjang dan penjualan minuman beralkohol (Minol) di Banyuwangi International Yacht Club (BYIC) di kawasan Pantai Marina Boom, Banyuwangi.
Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Banyuwangi H Ikhwan Arief sangat menyayangkan dan menegaskan bahwa kabar itu perlu ditelusuri kebenarannya.
Baca Juga : Resep Sup Tahu Tomat ala Sibungbung, Segar dan Nikmat
“Jika benar maka sikap kami dari GP Ansor dan Banser jelas, sebagai masyarakat yang agamis sangat menyayangkan jika praktik hiburan tari telanjang benar-benar terjadi. Sehingga harus ada teguran dan harus diberi sanksi yang pantas bagi yang melaksanakan praktik tari telanjang tersebut bahkan jika perlu dilakukan penutupan,” jelas H Ikhwan.
Tokoh asal Kecamatan Wongsorejo tersebut menuturkan GP Ansor dan Banser se-Banyuwangi dalam hal ini akan siap mendukung pihak berwenang atau aparat penegak hukum (APH) untuk menertibkan kejadian tersebut.
“Apabila dalam penertiban dan penegakan aparat keamanan membutuhkan bantuan tenaga kami di GP Ansor dan Banser 100 sampai dengan 1.000 pasukan kami siap mendampingi sahabat-sahabat penegak hukum atau aparat yang berwenang jika sudah disepakati untuk menertibkan dan menutup pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut,” pungkas H Ikhwan.
Seperti diberitakan sebelumnya Dwi Sasongko, Lurah Kampung Mandar mengungkapkan Banyuwangi International Yacht Club (BIYC) Banyuwangi yang ada di kawasan Pantai Marina Boom Banyuwangi menggelar acara hiburan yang sudah mendapatkan izin dari dinas/instansi terkait.
“Yang saya tahu saat ulang tahunya BIYC lupa hari dan bulannya, di saat malam hari memang benar ada sajian tarian telanjang, tetapi untuk perkembangan saat ini saya tidak tahu. Terus untuk minuman kerasnya hanya berkisaran di lokasi acara itu. Yang saya tahu kalau sampai penjualan di luar area Marina Boom belum saya temukan,” jelas Sasongko di rumahnya pada Senin (15/08/2022).
Lebih lanjut dia menuturkan minuman beralkohol (Minol) yang beredar disiapkan oleh pihak BIYC khusus bagi para tamu. Sasongko menyebut yang bisa mengakses BIYC hanya kelas menengah ke atas, sedangkan bagi masyarakat kelas menengah tidak mungkin karena harganya terlalu mahal karena memang standarnya untuk wisawatan mancanegara.
”Jadi khusus anggota (member) BIYC saja yang saya tahu itu. Selebihnya ada peredaran seperti apa, ada tarian seperti apalagi saya tidak tahu karena sudah jarang ke sana,” pungkas tokoh masyarakat Kampung Ujung tersebut.
Sementara Dona Aprilia, Human Resource Supervisor BIYC Banyuwangi di Kawasan Pantai Marina Boom Banyuwangi pada Kamis (18/08/2022) menyatakan terkait dugaan praktik hiburan tarian telanjang di Banyuwangi Interational Yact Club (BIYC) Banyuwangi tidak pernah ada. Akan tetapi memang ada program Ocean Party yang menggunakan bikini dengan area terbatas.
Baca Juga : Kemendagri Gelar Rakor Pengawasan dan Pengendalian Inflasi Daerah
“Karena memang event kita itu ocean party jadi tema yang lebih dekat ke nuansa pantai. Penggunaan tali rafia sebagai penutup badan yaitu karyawan kami pun juga sama menggunakan tersebut dan di dalamnya menggunakan baju dan rok. Ataupun kemeja terus di luarnya mereka itu menggunakan tali rafia, baik cowok maupun cewek menggunakan hal yang sama. Tetapi kalau sampai telanjang itu tidak,” jelas Dona.
Alumni SMK PGRI 1 Giri itu menuturkan selain itu acara tersebut merupakan kejadian yang juga sudah lama dan dalam pengelolaan management yang lama. Tetapi dengan management yang baru tidak pernah ada kejadian tersebut.
Sedangkan untuk penjualan minuman beralkohol, lanjut wanita asal Licin itu, kebanyakan member BIYC Banyuwangi yang membelinya karena kalaupun tamu lokal yang berkunjung ke resto dan cafenya jarang yang membeli minuman-minuman beralkohol. Karena pihaknya juga menyediakan soft drink, juice dan lain sebagainya bagi keluarga pelanggan yang datang.
Kalaupun untuk customer BIYC boleh membeli karena 80 persen tamu-tamu juga kebanyakan bule. Apabila mereka order ataupun minum-minuman beralkohol maka pihaknya menyiapkan, lanjut Dona.
“Pengunjung lokal khususnya dari Banyuwangi mungkin hanya pada saat ada even saja. Tetapi untuk hari-hari biasa sangat susah untuk minum-minuman keras. Walaupun kadar alkohol kecil seperti bir itu susah tetapi kalau bule memang sering karena harga yang kami tetapkan standar harga bule,” tambahnya.