JATIMTIMES - Tragis menimpa Salman Rushdie penulis kontroversial novel "The Satanic Verses" atau ayat-ayat Setan. Salman Rushdie ditikam saat akan memberikan materi kuliah di New York, Amerika Serikat, Jumat (12/8/2022). Bahkan akibat kejadian itu, Salman kemungkinan akan kehilangan satu matanya. Saraf di lengannya terputus dan hatinya ditusuk.
Dikutip dari tempo.co, Salman Rushdie, penulis novel "The Satanic Verses" yang dinilai menghina Islam diserang di atas panggung di sebuah acara di New York, Jumat, 12 Agustus 2022. Ia menderita luka tusuk di leher.
Baca Juga : Polres Tulungagung Tangkap 4 Pengedar Narkoba, Sabu dan Ribuan Dobel L Diamankan
Menurut Polisi Negara Bagian New York dan seorang saksi mata, seorang pria bergegas ke panggung di Chautauqua Institution di negara bagian New York barat dan menyerang Rushdie saat dia diperkenalkan, kata seorang saksi mata.
Kabar peristiwa itupun cepat menyebar. Dalam sebuah video yang diposting di media sosial, menunjukkan sejumlah orang membantu Salman Rushdie usai diserang di sebuah acara di Chautauqua. Salman disebut ditusuk oleh seseorang.
"Peristiwa paling mengerikan baru saja terjadi di #chautauquainstitution - Salman Rushdie diserang di atas panggung di #chq2022. Amfiteater dievakuasi," kata seorang saksi di media sosial.
Siapa sebenarnya Salman Rushdie penulis buku The Satanic Verses?
Dilansir Britannica, Salman Rushdie lahir di Mumbai, India, 19 Juni 1947. Menurut BBC, saat berusia 14 tahun, Salman dikirim ke Inggris dan bersekolah di kota Rugby. Kemudian, dia memperoleh gelar kehormatan dalam sejarah di Kings College yang bergengsi di Cambridge. Salman akhirnya resmi menjadi warga negara Inggris dan bekerja sementara sebagai aktor hingga copywriter iklan, sambil menulis novel.
Salman Rushdie Sempat Dapat Ancaman Pembunuhan
Salman Rushdie sempat mendapat ancaman pembunuhan dan membuatnya harus bersembunyi. Selain itu, Pemerintah Inggris bertindak dengan meminta bantuan polisi setempat untuk melindunginya.
Karya-karya Salman Rushdie Sebagai Penulis
Salman adalah salah satu penulis Inggris terkenal dan sukses sepanjang masa, dengan novel keduanya, Midnight's Children dan memenangkan Booker Prize yang terkenal pada tahun 1981. Midnight's Children bercerita tentang India.
Lalu, muncul novel ketiga Rushdie, Shame, yang dirilis pada tahun 1983 dan berkisah tentang Pakistan. Empat tahun kemudian, dia menulis The Jaguar Smile, sebuah catatan perjalanan di Nikaragua.
Pada novel keempatnya, The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan yang terbit pada tahun 1988 membuatnya menjadi sosok kontroversial. Novel tersebut dianggap menghina Nabi Muhammad SAW dan memicu kemarahan umat Islam.
Baca Juga : Kisah Perempuan Ketua Pasukan Janda Berhasil Bunuh Pemimpin Belanda dalam Duel Satu Lawan Satu
Malangtimes.com pernah merilis sejumlah buku yang beredar di dunia. Nomor urutan dua adalah karya Salman Rushdie
5 Buku yang Paling Dilarang Beredar di Dunia
1. American Psycho
Sebuah novel satir yang keluar pada tahun 1991 menyoroti sifat lelucon dari yuppies di amerika. Kisahnya diceritakan melalui seorang protagonis Patrick Bateman, seorang yuppie gila yang menjadi pembunuh berantai.
Dalam beberapa kali novel ini telah diberi label sebagai "salah satu novel kunci abad 20" tetapi ketika dirilis membuat kontroversi besar karena tingkat ekstrem kekerasan grafis dan penyiksaan seksual. Penulis menerima surat kebencian dan ancaman kematian. Buku ini masih tidak dapat dibeli oleh orang berusia dibawah 18 tahun di beberapa negara.
2. The Satanic Verses
The satanic verses adalah novel ke-empat karya Salman Rushdie, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1988, dan sebagian terinspirasikan dari kisah hidup Muhammad.
Judulnya merujuk pada apa yang bakal diketahui sebagai ayat-ayat setan. Dalam novel ini, sang tokoh utama yang bernama Mahound (yang kemungkinan besar merujuk pada Muhammad) diceritakan secara kilas balik paralel dengan dua tokoh utama lainnya Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha.
Di Britania raya, novel ini diterima dengan baik oleh para kritikus, dan menjadi finalis booker prize tahun 1988. Walaupun dikalahkan oleh Oscar And Lucinda karya Peter Carey yang memenangkan Whitbread Award 1988 untuk novel terbaik tahun itu, namun di komunitas muslim, novel ini menghasilkan kontroversi yang luar biasa.
Sebuah fatwa yang dikeluarkan terhadap penulis oleh pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Khomeini. Hadiah 1 juta dollar telah diajukan kepada siapa saja yang membunuh Rushdie dan 3 juta dollar jika pembunuhnya adalah warga Iran.
Negara-negara lain segera ikut dalam kehebohan ini. Venezuela melarang buku tersebut dan mengancam 15 bulan penjara kepada siapapun yang membacanya. Sementara di Jepang, seorang penerjemah yang terlibat dengan buku tersebut ditikam sampai mati. Buku ini tidak boleh beredar di India, dan banyak dibakar pada demonstrasi di Britania Raya. Novel ini juga menyulutkan kerusuhan di Pakistan pada tahun 1989.