JATIMITIMES – Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) terus melakukan upaya untuk mewujudkan desa berbasis digital.
Sampai saat ini jumlah desa yang blank spot (area tidak terjangkau sinyal) terus berkurang dan yang terjangkau signal terus bertambah. Dari yang semula hanya 63 desa, saat ini capaiannya sudah mencapai 95 desa yang tersebar di 13 Kecamatan dan tinggal menyisakan 23 desa.
Baca Juga : Sempat Turun di 2021, Strata KLA Bondowoso Kembali Lagi ke Madya
"Blank spot sampai dengan hari ini tinggal 23 desa dari sebelumnya 95 desa yang ada di 13 kecamatan. Dan kami masih upayakan minimal nanti percepatannya di kantor desanya dulu," ujar Kadis Kominfo Jember Bobby Arie Sandy, Senin (25/7/2022).
Bobby menambahkan, upaya ini adalah salah satu upaya memberikan pelayanan yang lancar dan nyaman untuk masyarakat. "Tujuan semua ini adalah memperlancar layanan yang sekarang kita sudah mulai TTE. Jadi, sekarang kita menggalakkan publikasi layanan 18 plus oleh kominfo," ungkapnya.
Layanan 18 plus sendiri merupakan layanan surat-surat untuk masyarakat, dengan melalui aplikasi J -Kopi (Jember Kota Pintar).
Targetnya, Diskominfo Jember akan menyelesaikan pengerjaan Jember tuntas blank spot pada tahun 2022. Sehingga pada tahun 2023, Jember benar-benar bebas blank spot. "Secepatnya akan kami selesaikan tahun ini, meski kendala di medan lapangan sangat berat. Termasuk 23 blank spot ini," ucapnya.
Baca Juga : Bank Jatim Tunjukkan Pertumbuhan Positif di Triwulan Dua Tahun 2022
Adapun data yang diterima dari Diskominfo Jember, 23 desa yang masih tergolong daerah blank spot area yakni Desa Badean, Curah Kalong, Tugusari, Suco Pangepok, Plalangan, Karang Paiton, Sumber Anget, Suren, Mrawan, Sidomukti, Sumber Kejayan, Pakis, Suci, Gugut, Mulyorejo, Karangpring, Kelungkung, Arjasa, Sumberwaru, Gelang, Jambesari, Jambe Arum, dan Curahtakir.