free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Mengenal Cucu Pertama Rasulullah: Umamah binti Abul 'Ash sang Muhajirah Kecil

Penulis : Rifqoh Nasywa Nabila - Editor : Dede Nana

25 - Jun - 2022, 03:32

Placeholder
gambar IST (www.google.com)

JATIMTIMES - Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah terakhir dan paling mulia. Bagi Umat Islam, Rasulullah SAW merupakan sosok teladan dan panutan yang sangat dimuliakan dan dijunjung tinggi. Bahkan, kemuliaan dan cinta itu seolah diwariskan kepada keturunan beliau. 

Jika mendengar kata 'keturunan Nabi', seringkali membuat kita terngiang akan kisah dua orang cucu Nabi yang amat masyhur, yakni Hasan dan Husein. Namun, tahukah Anda, bahwa selain Hasan dan Husein yang merupakan putra dari Fathimah Az-Zahra, Rasulullah SAW juga memiliki cucu dari putri beliau yang lain yakni Zainab binti Rasulullah. Nama putri Zainab tersebut adalah Umamah binti Abul 'Ash.

Baca Juga : Viral Curhat Wanita yang Sepakat Childfree Bersama Suami, Mertua Tak Setuju dan Suruh Anaknya Poligami

Umamah binti Abul 'Ash merupakan anak dari putri sulung Rasulullah SAW, Zainab, yang menikah dengan seorang pemuda Quraisy yang masyhur dengan kebaikan akhlaknya bernama Abul 'Ash bin Rabi'. Keduanya menikah sebelum risalah kenabian turun. Abul 'Ash merupakan sosok yang baik kepada Nabi Muhammad SAW dan tidak pernah sekalipun menghalang-halangi dakwah Rasulullah SAW sekalipun pada saat itu, dia belum memeluk Islam.

Ujian dan terpaan badai kenyataan seolah tak pernah berhenti menghujam Umamah binti Abul 'Ash dan keluarganya. Ujian itu pertama kali datang pada saat Kaum Kafir Quraisy Makkah hendak mempersiapkan pasukan untuk melawan Kaum Muslimin di Madinah dalam Perang Badar. Mau tidak mau, Abul 'Ash pun turut bergabung dalam barisan Kaum Kafir Quraisy untuk melawan Rasulullah SAW. 

Perasaan kalut menyelimutinya, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Rasulullah di medan perang nanti. Zainab, sang istri, mengiringi kepergian suaminya dengan air mata berderai, sementara Umamah yang saat itu masih kanak-kanak, tidak tahu kemana ayahnya hendak pergi. 

Perang Badar yang diikuti Abul 'Ash berakhir dengan kemenangan pada pihak kaum muslimin. Kaum Kafir Quraisy kehilangan banyak pembesarnya dalam perang tersebut, seperti Abu Jahal. Sementara itu, Abul 'Ash ditawan. Kabar tentang kekalahan Kaum Quraisy ini dengan cepat menyebar ke Mekkah. 

Zainab, yang pada saat itu diberitahu seseorang bahwa suaminya ditawan, lantas melepaskan kalung pemberian ibunya, Khadijah, sebagai tebusan atas suaminya dan mengirimkannya pada Rasulullah SAW melalui perantara Amru bin Rabi', saudara laki-laki Abul 'Ash. Saat Rasulullah menerima kalung tersebut, air mata beliau berlinang. 

Beliau lantas membebaskan Abul Ash den berpesan agar Abul Ash membiarkan Zainab untuk berhijrah ke Madinah. Dari sinilah, Abul 'Ash kemudian luluh dengan sikap yang ditunjukkan Rasulullah SAW, dan bibit keimanan pun mulai menyusupinya.

Sesuai janjinya, Abul 'Ash kemudian melepaskan Zainab beserta Umamah untuk berhijrah ke Madinah dengan ditemani Kinanah bin Rabi', saudara laki-lakinya. Namun, di tengah jalan, mereka dihadang oleh Habbar bin Al-Aswad yang melempar tombak dan mengenai perut unta yang ditunggangi Zainab hingga membuatnya terjatuh. 

Baca Juga : Jangan Lakukan Hal Ini, Atau Azab Segera Menimpamu

Umamah merasa jengkel pada Habbar sebab ia menghadang wanita dengan membawa persenjataan lengkap. Pasca kejadian itu, Zainab membawa Umamah kembali ke Mekkah dan kembali keluar untuk berhijrah setelah sakitnya reda. Rasulullah SAW menyambut kedatangan putri dan cucu beliau dengan kebahagiaan yang membuncah. Tak lama setelah itu, Abul 'Ash menyusul ke Madinah untuk memeluk Islam.

Kebahagiaan Umamah di Madinah tidak berlangsung cukup lama. Sakit yang diderita Zainab akibat tombak yang dilempar Habbar mengakibatkan luka serius. Zainab binti Rasulullah wafat pada tahun 8 H dan selang empat tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 12 H, Abul 'Ash pergi menyusul istri tercinta. Umamah pun diasuh dalam didikan mulia Rasulullah SAW yang menyayanginya dengan sepenuh hati dan menanamkan ajaran-ajaran Islam kepadanya. 

Umamah menikah dengan Ali bin Abi Thalib setelah meninggalnya Fathimah Az-Zahra. Namun, ia tidak dikaruniai anak dari pernikahannya dengan Ali hingga Ali wafat akibat tikaman Ibn Muljam. Ali berwasiat, bahwa jika ia meninggal dan Umamah menikah lagi, ia berharap sang istri menikah dengan Naufal bin Mughirah, seorang pria Quraisy yang tegas. 

Ia merupakan orang yang membanting Ibnu Muljam dan melucuti senjatanya. Naufal juga merupakan seorang qadhi di masa pemerintahan Utsman bin Affan. Umamah menjalani pernikahannya dengan Mughirah selama beberapa tahun hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya.


Topik

Agama



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Rifqoh Nasywa Nabila

Editor

Dede Nana