JATIMTIMES - Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menjadi narasumber dalam seminar kebangsaan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai '45 (JSN '45) yang digelar oleh Dewan Harian Cabang (DHC) Badan Pembudayaan Kejuangan (BPK) Angkatan '45 Kota Malang.
Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) BPK Angkatan '45 Jawa Timur Bambang Eko Witono, Sekretaris DHD BPK Angkatan '45 Jawa Timur Muhammad Fajar Budianto, serta mantan Danjen Akabri sekaligus Dewan Paripurna DHC BPK Angkatan '45 Kota Malang Letjen TNI (Purn) Murgito selaku narasumber.
Baca Juga : Pelepasan Siswa Kelas XII, MAN 1 Kota Malang Beber Deretan Prestasi Tahun Ajaran 2021/2022
Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, seminar kebangsaan JSN '45 merupakan kegiatan yang dapat menyadarkan kembali untuk seluruh warga negara Indonesia untuk terus menerus menekankan nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air.
"Jadi kita diajak untuk selalu mengingat dan menumbuh kembangkan cinta tanah air, nilai-nilai kejuangan, mewarisi semangat juang para pahlawan agar terus menerus dilakukan," ungkap Bung Edi kepada JatimTIMES.com, Sabtu (11/6/2022).
Selain itu, dengan acara seminar kebangsaan JSN '45 juga dapat menyadarkan bahwa meskipun berbeda-beda suku, ras, agama, dalam berbangsa harus tetap satu bangsa dan satu tujuan. Hal itu harus terus digaungkan untuk mengokohkan kesadaran masyarakat sebagai satu bangsa.
"Kesadaran sebagai sebuah bangsa itu penting. Apalagi memasuki tahun demi tahun yang menuju tahun 2024. Ini respon cepat dari DHC BPK Angkatan 45 sebelum itu semua terjadi, sudah disiapkan masyarakatnya, pemudanya," terang Bung Edi.
Lebih lanjut, Bung Edi juga menyinggung terkait pendidikan karakter terhadap para remaja di Kota Malang. Menurutnya, pendidikan karakter yang dibentuk secara perlahan dan tidak langsung tampak wujudnya seperti pembangunan fisik, sangat penting dilakukan. Hal itu karena termasuk pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca Juga : Hikmah Bafaqih: Negara Butuh Penolong dari Desa
"Disitulah kita nanti merasakan satu generasi yang mempunyai intelektual bagus, kekuatan spiritual bagus, jiwa sosial bagus, kemampuan emosional secara bagus, punya karakter, jati diri, cinta tanah air, budi pekerti luhur, etos kerjanya tinggi, itu mimpi kita," tegas Bung Edi.
Sementara itu, menurutnya saat ini banyak pemimpin yang lebih senang membuat program fisik dan tampak wujudnya secara langsung. Padahal, pembangunan fisik tanpa pendidikan karakter yang belum kuat akan mudah tergoyahkan dengan perkembangan zaman.
"Tidak semua pemimpin melaksanakan atau membuat program yang bersifat fundamental. Karena itu nggak langsung kelihatan. Jadi kalau sudah pendidikan karakter itu, untuk pondasi anak-anak kita. Tidak bisa dirasakan secara langsung," pungkas Bung Edi.