JATIMTIMES - Program Ngopi Bareng Media (Piramida) yang digelar oleh Polres Jember menjadi sarana memecah kebuntuhan informasi antara Polres Jember dengan sejumlah wartawan. Hal ini terlihat pada Piramida yang digelar Selasa (7/6/2022) bertempat di Taman Baca PC Bhayangkari Jember bersama jajaran pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Jember.
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo yang didampingi Wakapolres Jember Kompol Kadek Ary Mahardika dan sejumlah PJU Polres Jember dalam kesempatan tersebut, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua PWI yang baru Sugeng Prayitno bersama dengan jajaran pengurusnya.
Baca Juga : Dihadiri Bupati Lumajang, Mami Ambar Dituntut 10 Tahun Penjara
Diharapkan pada pengurus PWI Jember yang baru ini, sinergitas dan kerjasama antara Polres Jember dengan wartawan, khususnya dengan PWI yang selama ini terjalin cukup baik, bisa terus berlanjut. Selain sebagai mitra dalam penyampaian informasi, keberadaan wartawan juga dibutuhkan dalam membantu menangkal pemberitaan hoax yang masih banyak beredar di masyarakat.
“Kami dari jajaran Polres Jember mengucapkan selamat kepada jajaran pengurus PWI Jember yang baru. Semoga kerjasama yang terjalin cukup baik selama ini bisa tetap berlanjut, terlebih rekan-rekan wartawan merupakan mitra kami dalam penyampaian informasi kepada masyasrakat, terutama dalam mewujudkan Harkamtibmas di masyarakat,” ujar Hery.
Hery juga menyinggung, terkait keberadaan wartawan di Jember yang jumlahnya mencapai ratusan, di mana tidak sedikit dari ratusan wartawan tersebut ada oknum yang mencoreng kerja jurnalistik di lapangan dengan melakukan tindak pidana.
Oleh karenanya, pihaknya ke depan ingin wartawan yang ada di Jember dari berbagai organisasi wartawan bisa diwadahi dalam sebuah Pokja (Kelompok Kerja). Di mana, informasi dari Polres yang perlu disampaikan kepada masyarakat bisa melalui Pokja tersebut.
Sugeng Prayitno, selaku Ketua PWI Jember dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa hubungan kerja antara PWI Jember dengan Polres selama ini sudah cukup ideal, terutama dalam memberikan pembelajaran dan informasi kepada masyarakat.
Namun ada kalanya wartawan mengalami kebuntuan informasi dari sejumlah pejabat saat melakukan konfirmasi. Sehingga saat wartawan menemukan sebuah kejadian atau peristiwa di lapangan, pemberitaan menjadi bias, karena tidak adanya pejabat yang berwenang yang mau memberikan statemen.
Baca Juga : Sempat Ajak Duel Polisi, Sopir di Bondowoso Terancam Pidana Kekerasan
Oleh karenanya, pihaknya berharap, ke depan hal semacam ini bisa diminimalisir dan pejabat berwenang baik di pemerintahan maupun di jajaran kepolisian tidak alergi kepada wartawan saat melakukan konfirmasi. Karena semua ini dilakukan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat sesuai dengan fakta yang ada.
“Kami dari jurnalis selama ini berupaya untuk membantu pemerintah dalam menangkal berita hoax dengan memberikan informasi se akurat mungkin. Di mana upaya ini termasuk melakukan konfirmasi kepada pihak terkait. Namun tidak sedikit teman-teman dari wartawan yang kesulitan dalam mendapatkan konfirmasi tersebut. Oleh karenanya ke depan hal ini sebisa mungkin tidak terjadi lagi,” ujar Supra panggilan Sugeng Prayitno.
Sedangkan mengenai wacana Polres Jember membentuk Pokja, pihaknya tidak mempermasalahkan adanya Pokja selama itu tidak merugikan wartawan. Terlebih jika kehadiran pokja untuk membatasi gerakan wartawan yang bisa dikatakan abal-abal, pihaknya sepakat dengan wacana tersebut.
“Selama ini banyak wartawan di Jember yang boleh dikatakan wartawan abal-abal. Di mana kehadirannya sering meresahkan masyarakat dan tentu mencoreng nama baik wartawan. Kalau sekedar ID Card dari perusahaan media, semua orang bisa membuat, tapi yang kompeten tidak semua perusahaan media memilikinya. Jadi kami sepakat jika ada Pokja,” pungkas Supra.