JATIMTIMES - Kabupaten Blitar tek henti-hentinya berinovasi di bidang pertanian. Terkini, seorang petani asal Kecamatan Wates menemukan biosaka. Manfaat dari biosaka belakangan terbukti memberikan manfaat kepada petani. Hasil panen petani melimpah ruah berkat biosaka yang ditemukan oleh Muhammad Ansar.
Sebagai informasi, biosaka terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan. Setelah itu bisa langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman. Pemilihan rumput harus memakai rumput yang sehat dan tidak tercampur bahan kimia serta harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.
Baca Juga : Penyanyi OST Film KKN di Desa Penari Ternyata Asal Malang, Liriknya Terinspirasi Ritual Gunung Kawi
Biosaka yang manfaatnya dirasakan oleh petani menjadi viral dan mendapat respon dari Kementerian Pertanian RI. Beberapa waktu lalu, Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan bersama akademisi dan peneliti berkunjung ke Kabupaten Blitar. Dalam kunjungan ini mereka berdiskusi langsung dengan penemu biosaka dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar.
Mengikuti apa yang dilakukan Kementan, kali ini dua orang profesor dan mantan Dirjen Hortikultura Kementan RI melaksanakan kunjungan ke Kabupaten Blitar, Jumat (20/5/2022). Tiga orang itu masing-masing Profesor Iswandi Anas (Institut Pertanian Bogor), Profesor Robert Manurung (Institut Teknologi Bandung) dan Sumarno (mantan Dirjen Hortikultura Kementan RI).
‘’Kunjungan ini kami ingin tahu manfaat dari Biosaka. Kami sangat ingin tahu dan ingin belajar. Kalau memang biosaka ini bermanfaat maka akan sangat bagus sekali. Sehingga kami minta kepada Pak Dirjen tolong kami difasilitasi untuk datang ke sini (Kabupaten Blitar) untuk melihat lebih dekat apa yang dikatakan biosaka itu. Sehingga secara ilmiah kami bisa mengetahuinya,’’ kata Profesor Iswandi Anas kepada awak media.
Anas menambahkan, dirinya mengaku belum sepenuhnya percaya dengan manfaat dari biosaka. Oleh sebab itu dirinya dan Profesor Robert Manurung akan membantu Kementan meneliti biosaka secara ilmiah. Melalui penelitian, dirinya juga akan memberikan masukan-masukan kepada Dirjen dan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar terkait dengan biosaka.
‘’Kalau memang betul itu bermanfaat bagi orang banyak ya kenapa tidak kita promosikan. Namun harus dibacking dengan penelitian-penelitian yang benar, sehingga bisa didapatkan penjelasan secara ilmiah. Diminta atau tidak saya akan membantu meneliti biosaka ini,’’ imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Profesor Robert Manurung menyampaikan pihaknya menerima informasi biosaka langsung dari Dirjen Hortikultura Kementan yang baru saja melakukan kunjungan ke Kabupaten Blitar beberapa waktu lalu. Dirinya lalu mempelajari biosaka melalui video dan optimis biosaka.
‘’Saya putar video biosaka berkali-kali untuk saya pelajari. Dari video itu saya percaya dengan hasilnya. Dan terpenting bagi saya adalah penjelasanya . Impactnya saya percaya bagus, tapi kita perlu penjelasanya mengapa hasilnya bisa bagus. Ini pasti ada urusannya dengan epigenetik dan pasti ada urusannya dengan enisitor. Oleh sebab itu untuk biosaka ini sangat perlu dilakukan penelitian secara ilmiah,’’ tegas Robert.
Sebelumnya, Muhammad Ansar mengaku menciptakan inovasi biosaka tanpa keahlian khusus. Tujuannya simpel, yakni dirinya ingin membantu petani mendapatkan nutrisi tanaman dengan biaya yang sangat terjangkau di tengah kondisi mahalnya harga pupuk kimia.
Baca Juga : Hari Kebangkitan Nasional Ke-114, Bupati Tulungagung Bacakan Sambutan Menkominfo. Ini Pesannya
‘’Bahan dari biosaka ini hanya dedaunan, rerumputan yang ada di sekitar kita. Kapan pun biosaka ini bisa dibuat. Alhamdulilah petani-petani merespons baik. Tiga tahun di masa pandemi ini, biosaka banyak diterapkan oleh para petani. Saat ini penerapan biosaka ini menuai keberhasilan. Sudah sekitar 1.000 hektare lahan. Untuk berikutnya saya serahkan kepada profesor dan para peneliti untuk pengembangannya karena saya menciptakan biosaka ini tanpa keahlian khusus,’’ ungkap Ansar.
Ansar menambahkan, dengan penelitian oleh profesor dan peneliti, dirinya berharap ke depan inovasi biosaka bisa diduplikasi untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
‘’Kalau saya bilang biosaka ini bukan teknologi karena bahan dasarnya hanya rerumputan. Tapi hasilnya tidak kalah dengan pupuk kimia. Bentuk dari biosaka ini cair dan bisa diaplikasikan untu seluruh tanaman pangan dan hortikultura. Dan untuk serangan hama, pengaplikasian biosaka terbukti mampu menekan serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit sangat rendah,’’ jlentrehnya.
Penelitian biosaka oleh para ahli dan peneliti tak lepas dari peran Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten BlitarWawan Widianto menyampaikan pihaknya tak henti-hentinya mendorong petani untuk berinovasi dalam bertani organik. Serangkaian program setiap tahun terus dilaksanakan. Di antaranya dengan menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan.
“Kami dari Dispertapa terus mendorong petani untuk melakukan inovasi, kreativitas, menciptakan teknologi budidaya pertanian yang ramah lingkungan sebagai solusi permasalahan mahalnya harga pupuk kimia,” pungkas Wawan.
Sekadar diketahui, setelah melakukan dialog dengan penemu biosaka, dua profesor dan mantan Dirjen Hortukultura Kementan RI melaksanakan kunjungan lapang untuk melihat lebih dalam manfaat biosaka. Ada tiga tempat yang dikunjungi masing-masing Desa Bacem dan Kelurahan Sutojayan di Kecamatan Sutojayan dan Kecamatan Wates di wilayah Blitar selatan. (Adv/Kmf)