free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Tingginya Angka PMI, Perceraian dan Dispensasi Nikah Jadi Kerentanan Anak di Tulungagung

Penulis : Muhamad Muhsin Sururi - Editor : Yunan Helmy

07 - Apr - 2022, 21:27

Placeholder
Direktur LPA Tulungagung Winny Isnaini usai kegiatan FGD di ruang rapat Bappeda Tulungagung. Kamis, 7/4/2022. (Foto: Muhsin/TulungagungTIMES)

JATIMTIMES - Peningkatan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu program prioritas nasional. Dan penjabaran program itu salah satunya perlindungan terhadap anak. 

Untuk permasalahan anak sendiri, setiap daerah mempunyai keunikan. Artinya punya sebab khusus yang berdampak pada kerentanan anak.

Baca Juga : DPRD Kabupaten Blitar: Bazar Ramadan Angkat Ekonomi UMKM

"Setiap daerah pasti mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Tulungagung memang masalah pengasuhan luar biasa, dilihat dari beberapa indikator. Pertama, tingginya angka PMI, baik domestik maupun luar negeri," kata Direktur LPA Tulungagung Winny Isnaini usai kegiatan FGD (focus group discussion) di ruang rapat Bappeda. Tulungagung, Kamis (7/4/2022).

Tingginya PMI di Tulungagung, lanjut Winny, berdampak pada sebagian PMI itu meninggalkan anak yang tidak memiliki kontak intensif dengan orang tuanya.

 Selain itu, indikator lainnya adalah tingginya angka perceraian dan dispensasi nikah yang angkanya mencapai 400 lebih dan memberikan imbas yang bisa dilihat masyarakat umum.

Menurut Winny, kondisi yang sudah disebutkannya berdampak pada aktivitas anak-anak yang menunjukkan para anak itu sudah tidak betah lagi di rumah. Padahal rumah berfungsi sebagai bentuk dukungan perkembangan luar biasa. "Jadi, problem (anak) itu banyak dan bersumber dari sana," ucapnya.

Dijelaskan, dari problem yang dialami anak, akhirnya anak-anak itu mencari peralihan. Misalnya ketika anak-anak bergabung menjadi anggota perguruan silat, mereka tidak mampu mengontrol diri walaupun pencak silat mempunyai tujuan yang baik, yaitu membekali diri.

Saat anak-anak masuk usia remaja, mereka akan berelasi dengan lawan jenis karena memang fasenya jatuh cinta. Fengan kondisi yang dialami sebelumnya,  fase jatuh cinta ini bisa kebablasan atau hamil di luar nikah.

"Itu karena memang fungsi-fungsi keluarga tidak bisa maksimal. Penyebabnya apa? Ya dari angka-angka tadi," ungkap Winny.

Baca Juga : Produk Sambal Anak Negeri Ini Sudah Rambah Luar Negeri, Begini Ceritanya

Winny menambahkan, selain kerentanan anak yang sudah dia sebutkan, sekarang ini ada kerentanan baru. Yaitu anak yang orang tuanya meninggal karena covid-19. 

Bersama timnya, Winny mengaku sudah melakukan asesmen dan klarifikasi kepada 375 data dari total 600 data yang masuk dalam aplikasi rapid pro tentang anak yang orang tuannya meninggal karena covid-19.

"Artinya mereka bisa jadi berada di pengasuhan pengganti atau bisa juga hidup dengan single parent dan sebagainya," ungkapnya.

Meskipun belum terjadi, kata Winny, permasalahan itu harus mendapat perhatian penuh, termasuk jaminan kelanjutan pendidikannya, pengasuhnya tidak boleh stres dan harus fokus terhadap anak karena itu semua adalah problem-problem yang luar biasa.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Muhamad Muhsin Sururi

Editor

Yunan Helmy