JATIMTIMES - Anggota Komisi IX DPR RI, H Ali Ahmad, mendorong Gas Alam Cair atau LNG bisa dipakai di wilayah Malang Raya. Hal ini disampaikannya dalam Sosialisasi Capaian Kinerja dan Penyuluhan Regulasi BPH Migas TA 2022 di Hotel Grand Mercure Kota Malang, Rabu (16/3/2022).
Gus Ali, begitu ia akrab disapa menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Direktur Pertamina Gas Negara (PGN) perihal tersebut. Hal ini menurutnya akan lebih mudah, pasalnya pipa LNG telah ada di wilayah Purwosari sehingga akan lebih mudah dalam penarikan pipa ke wilayah selatan.
Baca Juga : Pembangunan Kampus 3 UIN Malang, Bagian Roadmap Kemenag dalam Penyediaan Infrastruktur Berstandar Nasional
"Kalau di Lumajang, itu sudah ada anggarannya, dan akan dilakukan pada tahun 2022. Kalau Malang, sedang kita usulkan Malang Raya, Batu, Malang dan Kota Malang," jelasnya.
Adanya LNG, tentunya akan sangat membantu, terutama untuk mengurangi subsidi yang begitu besar. Pangsa pasar penggunaan LNG utamanya adalah para pelaku usaha hotel, restoran, maupun perumahan-perumahan. Dengan memakai LNG, tentunya juga lebih simpel, sebab LNG tanpa penggunaan tabung.
"Termasuk juga badan usaha, swasta dan Bumdes bisa kerjasama dengan PGN. Itu saya rasa akan mengurangi subsidi yang luar biasa," tuturnya.
Untuk rencana tersebut, pihaknya masih belum bisa memastikan tahun pelaksanaan. Pihak akan lebih dulu membahas detail bersama para kepala daerah masing-masing.
"Nanti kita sampaikan, ada tawaran LNG seperti ini dengan skema seperti ini, bisa dikerjasamakan. Jadi kota atau kabupaten nanti maintenance-nya juga masuk pada mereka, bagian dari saham dan lebih fleksibel," jelasnya.
Baca Juga : Viral Jawaban Menag Yaqut saat Ditanya Wartawan soal Polemik Logo Halal Baru: Sorry Nggak Kedengaran
Sementara itu, pihaknya menyampaikan, penggunaan LNG memang nantinya akan memangkas subsidi yang diberikan pemerintah. Akan tetapi, jika hal tersebut terealisasi, persentase besaran subsidi yang terpangkas masih belum bisa didetailkan.
"Belum kita hitung, kan nanti kan pangsa pasarnya beda titik harapan kami rumah menengah atas itu memakai itu (LNG). Harganya juga belum ada, tapi kira-kira kisaran range diantara subsidi dan non subsidi," pungkasnya.