JATIMTIMES - Publik dibuat penasaran siapa sosok Dokter Sunardi, terduga teroris yang ditembak mati Tim Densus 88 Antiteror.
Dikutip dari berbagai sumber, Sunardi adalah seorang dokter yang berasal dari Sukoharjo. Dia juga membuka praktik di sebuah pondok pesantren dan rumah pribadinya.
Baca Juga : Simpan Ratusan LL, Pemuda 21 Tahun Diamankan Polisi
Dokter Sunardi ditembak mati oleh Densus 88 ketika dalam perjalanan pulang dari Klinik di Pondok Pesantren (Ponpes) Ulul Albab.
Dokter Sunardi lahir di Sukoharjo pada 10 Mei 1968 dan dikenal warga sebagai sosok yang jarang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Sebelum dinyatakan tewas, Dokter Sunardi tinggal di Darmosari, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo.
Pihak keluarga sendiri menyayangkan tindakan Densus 88 yang langsung menembak mati Sunardi dalam kondisi di jalan. Mereka mengaku tak percaya jika Sunardi terlibat terorisme seperti yang dituduhkan Mabes Polri.
Dalam hal ini, Mabes Polri menyampaikan bahwa sebelum ditembak mati, Sunardi memang sudah ditetapkan sebagai tersangka teroris.
Dikutip dari Kompas.com, keluarga terduga teroris Dokter Sunardi akan melakukan upaya hukum, setelah penangkapan yang mengakibatkan meninggalnya SU oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri.
“Proses hukum sudah ada yang mendekati kami, cuma belum kami sampaikan kepada pihak keluarga. Dan tidak etis kalau saat ini langsung berbicara hukum,” kata perwakilan keluarga, Endro Sudarno, Kamis (10/3/2022).
Rencana upaya hukum yang dilakukan keluarga terduga teroris itu karena mereka meyakini Dokter Sunardi tidak terlibat dalam jaringan terorisme.
“Sekali lagi pesan dari keluarga, keluarga sedikit pun tidak meyakini kalau SU itu terlibat kasus terorisme,” jelas Endro.
Baca Juga : Sungai Berantas Meluap, Empat Desa di Kecamatan Driyorejo Gresik Dilanda Banjir
Pihak keluarga juga menyayangkan sikap Densus 88 Polri yang melakukan penembakan dan mengakibatkan SU meninggal dunia.
Diberitakan sebelumnya, penindakan tegas terukur Densus 88 Polri, mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawa terduga teroris tersebut.
“Yang jelas kita menyayangkan sikap penegakan hukum yang kemudian ada sebuah kekerasan apalagi tembak mati. Mestinya ada upaya paksa, atau upaya hukum yang sifatnya melumpuhkan. Bukan mematikan,” tegas Endro.
Endro menceritakan bahwa sosok terduga teroris merupakan dokter yang dermawan kepada masyarakat yang membutuhkan. “Dia dokter yang sering ikut kegiatan sosial, bakti sosial, pengobatan gratis, tanggap bencana. Dan selama ini warga yang kami ketahui juga dia dokter yang sifatnya sosial,” jelas Endro.
Rencananya, pemakaman terduga teroris SU yang tewas, akan dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB, Kamis (10/3/2022).