JATIMTIMES - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tak henti-hentinya mendorong kemajuan perekonomian di Jawa Timur (Jatim) termasuk di antaranya Kabupaten Blitar. Perhatian tersebut diantaranya dengan pengembangan desa devisa.
Desa devisa merupakan program Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai program pendampingan berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development).
Baca Juga : Operasi Masker Rutin Digelar, Masyarakat Tak Bermasker Masih Ditemukan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim mengusulkan 20 desa devisa ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Sebab kuota desa devisa di Jatim tahun ini hanya 15 desa. Salah satu desa di Jatim yang diusulkan sebagai desa devisa adalah Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Setelah diusulkan sebagai desa devisa, Gubernur Khofifah langsung melaksanakan kunjungan ke Desa Minggirsari, Minggu (27/2/2022). Dalam kunjungan ini Khofifah bertemu dengan Basuki (52) pemilih usaha kendang jimbe yang produknya telah dikenal luas hingga mancanegara.
‘’Desa Minggirsari ini sebenarnya sudah diajukan Disperindag Provinsi Jatim untuk program desa devisa. Hari ini kita hunting dan kunjungi. Mudah-mudahan minggu depan LPEI pusat akan datang kesini,’’ kata Khofifah.
Khofifah menambahkan, kriteria yang ditetapkan LPEI untuk bisa diajukan sebagai desa devisa. Pertama, desa itu memiliki produk hasil ciptaan sendiri. Kemudian harus punya keunikan, punya pasar ekspor, dan dilakukan oleh banyak orang di satu desa dan disertai kelembagaan kelompok yang mendukung.
‘’Nah, pengrajin kendang jimbe di Desa Jimbe di Desa Minggirsari ini sebetulnya sudah tembus market ke China dan sekarang mau ke Brazil. Nanti dengan program desa devisa mereka akan dibantu pembiayaanya. Kedua akan dibantu designernya dan ketiga akan dibantu akses pasarnya,’’ tukasnya.
Orang nomor satu di Jatim ini berharap, akses terhadap pasar yang lebih luas dan pendampingan pengolahan produk melalu program desa devisa diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat di Desa Minggirsari
‘’Saya sih berharap mudah-mudahan minggu depan tim dari LPEI Pusat akan prioritas datang kesini. Agar apa? Desa yang sudah masuk di desa devisa produknya akan bisa di display di event internasional. Di internasional ini nanti tamu-tamu dari berbagai negara akan bisa melihat produk-produk dari Jawa Timur termasuk kendang jimbe dari Minggirsari ini,’’ tandasnya.
Baca Juga : Analisis Bibliometrik, Jadi Topik Strategis Webinar Direktorat Pascasarjana Unikama
Sementara itu ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Disperindag Kabupaten Blitar Eka Purwanta menyampaikan, dengan program desa devisa pihaknya berharap usaha kendang jimbe yang digeluti Basuki bisa kembali menggeliat.
Ya, Basuki yang merintis usaha kendang jimbe sejak 2000-an ini memiliki pasar yang besar di negeri tirai bambu. Awalnya Basuki hanya membuat sedikit kendang Jimbe yang dititipkan ke perajin di Pulau Bali. Kemudian dia memperluas pasarnya melalui media sosial dan mulai 2018 dia ekspor ke China dengan kapasitas biasanya 45 kontainer dalam satu bulan.
Satu kontainer bit 40 yang dia ekspor berisi 3.800-4.000 kendang jimbe berukuran 40-60 cm. Adapun harga yang dipatoknya mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
Namun sayangnya usaha yang digeluti Basuki mulai lesu dan menurun akibat pandemi Covid-19. Eka berharap dengan bantuan program desa devisa ini nantinya akan dapat mendorong kebangkitan usaha kendang jimbe yang digeluti Basuki. Program desa devisa juga diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Minggirsari pada khususnya dan Kabupaten Blitar pada umumnya.
‘’Pak Basuki ini sukses menciptakan embrio. Di mana, RT sebelah digunakan sebagai tempat produksi. Nah selama ini akibat dampak pandemi Pak Basuki menghadapi sejumlah persoalan. Diantaranya biaya packing yang meningkat, kemudian transportasi ke lokasi yang meningkat, Pak Basuki keberatan. Kemudian hadir Ibu Gubernur dengan program desa devisa. Ibu Bupati Blitar Rini Syarifah juga sangat mendukung program ini (desa devisa) dan tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada pelaku usaha,’’ pungkas Eka (Adv/Kmf)