JATIMTIMES - Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf mendatangi kantor PCNU Kota Surabaya yang berada di kawasan Bubutan, Surabaya, Kamis (17/2).
Dalam kunjungan tersebut di sana Ketua Umum PBNU ke 11 ini disambut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Ketua PCNU Surabaya KH. Muhibbin Zuhri.
Baca Juga : Kejengkelan Gus Yahya Kala PCNU Banyuwangi Bikin Acara Hadirkan Bakal Capres 2024
Dalam pertemuan ini Wali Kota Eri menyampaikan jika kantor PCNU Surabaya yang dahulunya merupakan kantor PBNU pertama ini akan dijadikan sebuah museum. Kemudian juga dia menawarkan agar PCNU Surabaya bisa pindah dan memiliki kantor yang lebih representatif nantinya.
"Kami mohon izin, gedung ini kalau boleh akan kami jadikan museum. Nanti kantor PCNU dipindahkan, biar perawatan gedung ini bisa terjaga,” kata Eri.
Dalam kesempatan ini, Eri juga meminta izin pada Gus Yahya agar muktamar Nahdlatul Ulama mendatang bisa digelar di Surabaya.
“Saya izin kalau nanti satu abadnya NU, Muktamarnya dilakukan di Surabaya kami siap lahir batin. PBNUnya kembali ke Surabaya,” ujar Eri.
Menanggapi ini KH. Yahya mengapresiasi apa yang menjadi keinginan wali kota pengganti Tri Rismaharini tersebut. “Saya setuju ini (Kantor PCNU) dijadikan museum supaya bisa terjamin perawatannya,” kata Gus Yahya. Meski akan dijadikan museum, namun Gus Yahya tetap minta aktivitas spiritual keagamaan di gedung ini tetap diizinkan.
“Tetap pada waktu-waktu tertentu tempat ini digunakan tempat bermujahadah sehingga energi spiritual gedung ini tetap bisa kita rasakan,” kata Gus Yahya.
Gedung PCNU Kota Surabaya merupakan cagar budaya dan memiliki nilai historis tinggi bagi kelahiran NU. Dalam bahasa Belanda gedung ini dinamai Hoofdbestuur yang berarti Pengurus Besar atau Kantor Pusat .
Memang dahulu bangunan ini menjadi kantor pusat PBNU sebelum akhirnya berpindah ke Pasuruan dan Madiun, hingga akhirnya pindah ke Jakarta.
Di gedung ini pula KH. Hasyim Asy'ari dan Ulama se Jawa dan Madura merumuskan resolusi jihad untuk melawan penjajah pada 21 dan 22 Oktober 1945.
Baca Juga : Demo PMII Bangkalan: Minta DPRD Tegas Awasi Aktivitas Sandblasting di Kecamatan Kamal
“Bersama-sama di sini saat ini hadir pengurus PBNU dan PWNU se Indonesia. Semuanya kita ajak menghayati dan menangkap energi spiritual yang telah melahirkan NU sebagai kekuatan peradaban,” kata Gus Yahya.
Karenanya, mempertahankan Gedung PCNU Kota Surabaya sebagai cagar budaya adalah bagian dari cara PBNU untuk terus menjaga ikatan antara generasi NU masa kini kepada asal mula berdirinya NU.
Gus Yahya sendiri sempat tampak emosional dan berkaca-kaca saat mengenang sejarah gedung PCNU Kota Surabaya ini.
“Tidak ada artinya jika benih yang dulu ditanam para muassisun (pendiri NU) jika kita tidak merawatnya. Kita haru memelihara kesentosaan pohon besar itu. Dan tidak boleh berhenti menanam bibit pohon yang sama sebanyak banyaknya. Mohon maaf saya terlalu sentimental,” kata Gus Yahya sambil berkaca-kaca.
Sekadar diketahui acara doa bersama mengenang hari lahir 99 tahun NU yang digelar di Gedung PCNU Bubutan kali ini dihadiri puluhan Pengurus PBNU serta para pengurus PWNU se Indonesia.
Usai acara di kantor PCNU Kota Surabaya, rombongan lantas menuju ke Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan untik mengikuti puncak Harlah NU ke-99.