JATIMTIMES - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya memperingatkan PCNU se-Indonesia untuk tidak terlibat politik praktis, terutama jelang Pemilu 2024. Gus Yahya jengkel bahkan mengancam untuk memberikan surat peringatan.
"Kalau ada PCNU yang terlibat dan secara terang-terangan melakukan gerakan dukung-mendukung politik tertentu maka akan kami berikan surat peringatan tertulis," kata Gus Yahya.
Baca Juga : Harlah Ke-99 NU Digelar di Bangkalan, Khofifah Silaturahmi dengan PBNU
Dia lantas memberi contoh beberapa waktu lalu telah memanggil pengurus PCNU Kabupaten Banyuwangi, Sidoarjo, dan Bondowoso terkait dugaan melakukan gerakan politik praktis.
Menurut Gus Yahya, ada indikasi ketiga PCNU kabupaten itu melakukan keterlibatan politik dengan mengatasnamakan lembaga. Pemanggilan itu tertuang dalam surat resmi yang ditandatangani Ketua PBNU Amin Said Husni dan Wakil Sekretaris Jenderal Nur Hidayat.
Seperti diketahui, PBNU memanggil PCNU Banyuwangi untuk memintai penjelasan setelah mendapat laporan adanya agenda politik Pilpres 2024 yang melibatkan PCNU. Bahkan kegiatan itu digelar di Kantor PCNU Banyuwangi, Dalam acara tersebut, PCNU juga mendatangkan salah seorang bakal calon presiden.
"Tempat kegiatan di Kantor PCNU, lalu backdrop disebutkan kegiatan PCNU. Tapi isinya politik praktis. Mereka sudah kami tegur secara lisan. Peringatan tertulis akan berlaku untuk PCNU se-Indonesia jika melakukan hal sama," ujar Gus Yahya.
Baca Juga : Ketua DK4: Menjaga dan Melestarikan Seni Budaya Tanggung Jawab Bersama
Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan larangan NU secara organisasi terlibat politik praktis sesuai dengan keputusan Muktamar ke-26 tahun 1979 yang digelar di Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, para pengurus tidak boleh membawa NU secara organisasi ke politik praktis.