JATIMTIMES - Jalan rusak diperbatasan dua Kecamatan yakni Campurdarat dan Besuki yang tepatnya berada antara desa Besole dan Ngentas, direspon Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Menurut Bupati Maryoto Bhirowo, rusaknya jalan yang menjadi langganan banjir di wilayah itu telah diberikan solusi terukur.
Ia menyadari, jalan utama jalur selatan ini sering mengalami banjir yang berakibat pada rusaknya aspal.
Baca Juga : Bupati Tulungagung Launching Kampung Zakat di Desa Besole, Ternyata ini Tujuannya
"Karena berada di wilayah dekat pegunungan, kalau musim hujan air menggenangi jalan dan banjir," kata Maryoto, Selasa (15/02/2022).
Orang nomor satu di lingkup Pemkab Tulungagung ini menegaskan, bahwa pihaknya telah memikirkan perbaikan. Namun, karena perbaikan membutuhkan pendanaan, maka harus menunggu proses penganggaran sesuai prosedur.
"Pemerintah daerah sebenarnya sudah memikirkan ini. Untuk melakukan perbaikan, kami pihak pemerintah daerah harus berpikir juga terkait pendanaan. Nampaknya dalam tahun ini belum bisa dilakukan secara frontal," ujarnya.
Karena masuk kategori rusak akibat bencana, Maryoto menyampaikan jika upaya mencari solusi yang paling mungkin adalah jangka pendek dahulu.
"Solusi jangka pendek seperti pengerukan, pemeliharaan dan mendatangkan alat alat berat, untuk mengeringkan jalur jalur itu," jelasnya.
Kedatangannya ke Besole, juga disebutkan Maryoto sebagai kunjungan untuk melihat langsung upaya penanganan kerusakan akibat banjir yang terjadi.
Selain pemerintah Kabupaten, ia berharap masyarakat menghidupkan kembali semangat gotong royong, juga harus ikut memikirkan apa yang bisa diperbuat.
"Dalam kondisi seperti ini, suasana hujan, serta masih adanya keterbatasan anggaran untuk melakukan pembangunan fisik, seperti jalan jalan aspal di wilayah Besole, peran masyarakat sangat kita butuhkan," tambahnya.
Baca Juga : Kolaborasi Pemkot Kediri dan BPS, Wujudkan Satu Data Kota Kediri
Peran serta masyarakat yang dimaksud Bupati Maryoto di antaranya menjaga parit-parit yang sudah ada di sekitar jalan.
"Masyarakat harus punya kesadaran melakukan gerakan pembersihan parit, dari hal hal yang bisa menyumbat alirannya. Dengan cara ini, banjir dan beberapa kerusakan aspal jalan raya bisa diantisipasi," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala desa Besole, Suratman dalam keteranganya mengaku geram dengan kondisi jalan utama di desanya yang tergenang melebihi ketinggian 30 centimeter itu.
"Ini air kiriman dari Wonokoyo, dulu jika air turun langsung masuk sungai melalu jembatan. Tapi sekarang jembatannya tertutup," kata Suratman.
Area banjir ini menurut Suratman di Dusun Ngembel yang berbatasan langsung dengan Desa Ngentrong. Penyebab utamanya menurut kepala desa, perencanaan pembangunan jalan yang dilakukan dinas terkait tidak koordinasi dengan pemerintahan desa.
"Mulai pembangunan aliran air dari atas, ini tidak koordinasi. Akibatnya, air yang turun menjadi liar dan warga yang tidak mau rumahnya terendam juga menutup masing-masing saluran air yang semestinya dapat di atur," pungkasnya.