JATIMTIMES - Naiknya jumlah kasus Covid-19 dalam beberapa hari ke belakang ini cukup mempengaruhi banyak sektor. Salah satunya, pengunjung tamu hotel, di awal bulan Januari 2022 ini mengalami penurunan.
Kemarin (Sabtu, 28/1/2022), Kota Malang bertambah sebanyak 43 kasus Covid-19. Hal ini pun masih menjadikannya menjadi peringkat pertama se-Jawa Timur dengan jumlah total kasus aktif sebanyak 248.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basoeki mengatakan, menurunnya jumlah tamu hotel yang menginap di Kota Malang disinyalir karena khawatir dengan penyebaran Covid-19 termasuk varian Omicron yang mulai terdeteksi.
"Memang menurun, jadi tamu-tamu dari daerah jauh jarang, seperti Jakarta. Orang-orang berpikir dua kali untuk pergi ke Kota Malang, selain itu waktu berlibur mereka sudah dihabiskan pada saat akhir tahun," katanya.
Dijelaskan Agoes, okupansi hotel di Kota Malang pada hari biasa rata-rata kini 30 persen dari jumlah keseluruhan kamar yang ada. Sementara, di akhir pekan hanya mengalami peningkatan yang tak begitu jauh sekitar 40 persen.
Kemunculan varian Omicron di tanah air, dan juga terdeteksi di Kota Malang beberapa waktu lalu memang diakuinya menjadi salah satu imbas jumlah tamu hotel saat ini.
"Varian Omicron cukup mempengaruhi tingkat hunian hotel. Memang Januari ini agak low, ditindaklanjuti dengan aturan yang mengikat. Jadi wisatawan khawatir karena pandemi dua tahun itu betul-betul menyiksa, banyak yang menahan diri," jelasnya.
Meski begitu, adanya situasi dan kondisi yang ada saat ini menurut Agoes untuk kesehatan bersama.
Baca Juga : Probiotik Mampu Tangkal Covid-19, Aging hingga Stunting
Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Pemkot Malang untuk memproses sekitar 3.000 pegawai dari hotel dan restoran yang tergabung dalam PHRI Kota Malang untuk bisa menjalani vaksinasi booster atau dosis ketiga.
"Kami sedang berkoordinasi, supaya dapat dipercaya oleh tamu dan melayani dengan betul-betul sehat. Sementara ini yang booster masih belum semua tapi ada beberapa yang sudah secara mandiri karena seperti saya ini kan termasuk lansia," terang Agoes.
Pihaknya, berharap pemerintah tidak memberikan kebijakan penanganan Covid-19 secara ketat kembali di tahun 2022 ini. Sebab, bakal dikhawatirkan memengaruhi kondisi perekonomian di Kota Malang.
"Kalau bisa (PPKM) yang sekarang level 2 segera kembali ke level 1. Alhamdulillah pegawai juga tidak ada yang dirumahkan, tetapi masih ada yang misal gajinya belum dipenuhkan karena situasi dan kondisinya (tiap perusahaan) ya berbeda-beda," tandasnya.