free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Ke Mana dan Jadi Apa Air Bekas Memandikan Jasad Rasulullah? Simak Kisah Ini

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

29 - Jan - 2022, 15:04

Placeholder
Ilustrasi air mengalir (walpapertip)

JATIMTIMES - Nabi Muhammad SAW, wafat pada usia 63 tahun. Dan beliau pun dimakamkan di kamar istrinya, yakni Aisyah. Tempat tersebut kini menjadi bagian dari Masjid Nabawi, Madinah.

Menurut Ibnu Hasyim, saat proses memandikan jenazah Rasulullah terdapat para sahabat nabi yang turut memandikan, yakni Syaidina Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Al Fadhl bin Abbas, Qutham bin Abbas, Usman bin Zaid, Syuqran Maulandan Aus Bin Khauli.

Baca Juga : Mantan Pramugari Siwi Widi Siap Kembalikan Uang Rp 647,8 Juta, Berikut Sederet Kontroversinya

 

Sebelum beliau meninggal, beliau pernah berwasiat, "Jika aku meninggal, maka mandikanlah aku dengan tujuh geriba dari air sumurku, yaitu sumur Ghars"(HR Ibnu Majah 1457).

Namun perlu diketahui, diolah dari Lensa Aswaja, kisah ini sangatlah masyhur di kalangan ulama, terlebih lagi di Mesir. Kisah ini juga bukanlah datang dari Al-Qur'an ataupun hadist, akan tetapi dari seorang ulama yang sangat soleh di zamannya. Sehingga, cukup mengambil hikmah dan pengajarannya serta menyerahkan segala sesuatu tentang kebenarannya kepada Allah SWT.

Pada suatu hari di sebuah majelis pertemuan ulama dunia, seorang ulama bernama Syaikh Mutawalli Asy Sya'rawi membuat pertanyaan yang cukup membingungkan semua ulama yang hadir. Belum pernah ada pertanyaan dari semua majelis yang hadir, seperti pertanyaan beliau.

Saat itu beliau bertanya, "Kemanakah perginya aliran air bekas memandikan jenazah Rasulullah SAW?". Saat mendengar pertanyaan tersebut, seluruh hadirin yang hadir di pertemuan itu terdiam. Sebab, belum ada yang mengetahui jawabannya. Bahkan dalam catatan sejarah sekalipun belum pernah ada yang menceritakan hal itu.

Pemimpin majelis saat itu, kemudian berkata, "Beri aku waktu hingga esok, sehingga aku dapat mencarikan jawabannya". Kemudian pada keesokan harinya, pemimpin majelis tersebut memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya. 

"Air bekas memandikan jasad Rasulullah itu naik menuju langit, lalu Allah menurunkan kembali ke bumi bersamaan dengan air hujan. Yang dimana air (bekas memandikan jasad Rasulullah) tersebut turun, maka di situ lah berdiri sebuah masjid".

Syaikh Mutawalli kembali berkata, "Engkau benar. Darimana engkau mengetahui jawaban tersebut?". Pimpinan majelis tersebut kemudian berkata, "Semalam aku bermimpi bertemu dengan Baginda Rasulullah SAW, sedang bersama dengan seorang lelaki Agung, yang membawa sebuah qindik (lentera)". 

Baca Juga : Emak Emak Siswa SDN Sumber Waru 1 Pamekasan Turun Jalan, Minta Kepala Sekolah Tidak Diganti

 

Belum selesai pimpinan majelis tersebut berbicara, Syaikh Mutawalli memotong pembicaraannya dengan sopan dan berkata, "Apakah pemegang qindil tersebut yang memberi tahumu?".

Pimpinan majelis kemudian menjawab, "Benar, Rasulullah mengisyaratkan kepadanya pemegang qindil tersebut, untuk menjawab pertanyaanku, lalu ia menjawabnya". "Lalu bagaimana engkau bisa tau, bahwa yang menjawab pertanyaanku adalah sang pemegang qindil tersebut?".

Lalu Syaikh Mutawalli menjawab, "Sebab akulah pemegang qindil dalam mimpimu tersebut". Para ulama yang hadir dalam pertemuan tersebut, menyikapi dengan beragam. Sebagian terdapat mereka yang percaya dan sebagian terdapat mereka yang tidak mempercayai hal tersebut.

Dan suatu kesempatan lain, juga terdapat seorang jamaah yang bertanya mengenai kebenaran kisah tersebut pada seorang ulama. Ulama tersebut berkata, "Kisah itu berasal dari Syekh Mutawalli Sya'rawi langsung, bukan dari hadis maupun atsar sahabat. Beliau merupakan ulama yang terkenal dengan kealiman dan kesolehannya". "Bisa jadi hal tersebut adalah sebuah Ilham dari Allah SWT. Karena bukan dari hadis, maka tidak wajib bagi kita mengimaninya, namun tidak bisa mempercayai perkataan orang Saleh".


Topik

Agama



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni