JATIMTIMES - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang untuk melakukan sinkronisasi terhadap data capaian vaksinasi. Khofifah menyebut ada perbedaan data capaian vaksinasi antara dashboard Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) dan berdasarkan Kartu Tanda Pengenal (KTP).
Berdasarkan data yang ia himpun, ada perbedaan sebesar 5 persen. Dimana jika mengacu pada Dashboard KPC-PEN, capaian vaksinasi di Kabupaten Malang mencapai 84,5 persen, namun jika berdasarkan data dari KTP, capaian vaksinasi di Kabupaten Malang sudah mencapai 89,5 persen.
Baca Juga : Polresta Malang Kota dan Pemkot Malang Bersama Cari Formula Atasi Kemacetan Kota Malang
Menurutnya, perbedaan data yang dinilai cukup tinggi tersebut dapat berpengaruh pada persepsi masyarakat bahwa stok vaksin di Jawa Timur masih belum banyak digunakan. Hal itu menjadi salah satu hal yang ia garis bawahi saat menggelar rapat terbatas di Pendapa Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Minggu (16/1/2022).
“Ini lah miss di antara data yang belum terinclude mungkin selisihnya banyak ada lima persen dari 84,4 persen di dosis satu dan 89,5 persen berdasarkan KTP. Ini kalau kedepannya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang selisih 5 persen dirunding karena nanti ini akan berpengaruh seolah-olah sisa vaksin di Jawa Timur banyak. Karena yang dihitung itu yang di dashboard,” ujar Khofifah.
Selisih data tersebut diduga karena ada tim vaksinator yang kurang maksimal saat input data warga yang telah divaksin. Atau menurutnya, bisa saja hal tersebut terkendala akses internet yang masih lemah di Kabupaten Malang.
“Karena daerah-daerah di Kabupaten Malang banyak yang mungkin pada saat proses vaksinasi nginput datanya kurang maksimal. Atau kita pernah ya pak bupati saat meninjau vaksinasi di Bululawang kadang-kadang sinyalnya itu eh bukan on/off eh tapi lemah,” terang Khofifah.
Jika hal itu tidak segera dibereskan, Khofifah tidak akan segan mengundang tim IT dari KPC-PEN untuk membantu melakukan sinkronisasi data. Sebab menurutnya, perbedaan sebesar 5 persen dalam capaian vaksinasi adalah angka yang cukup tinggi.
Dirinya merinci, selisih tersebut juga terjadi pada data capaian vaksinasi lansia dan anak usia 6-11 tahun. Dari data dan laporan yang ia terima, ada perbedaan sekitar empat persen untuk data capaian vaksinasi lansia di Kabupaten Malang berdasarkan dashboard KCPEN dengan KTP.
Baca Juga : Gubernur Jatim Pastikan Penanganan Pasien Omicron di Kabupaten Malang
“Kalau lansia yang berdasarkan dashboard 62,97 persen ini juga tinggi berdasarkan KTP 66,84 persen," tegas Khofifah.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Arbani Mukti Wibowo, data di KPC-PEN sebenarnya memang ada dua. Yang pertama adalah yang ditampilkan di dashboard, dan kedua memang berdasarkan NIK.
"Jadi yang ada di dashboard KPC-PEN yang kita semua tahu, itu berdasarkan kinerja di Kabupaten Malang. Lalu kalau berdasarkan NIK, itu berbeda. Ada data berdasarkan nomor induk kependudukan. Jadi NIK ini, dia dimanapun selama dia warga Kabupaten Malang, disuntik (vaksin) di luar Kabupaten Malang, itu tetap masuk cakupan kita," ujar Arbani.
Untuk itu menurutnya, jika Gubernur Jatim tetap akan melibatkan tim IT KPC-PEN untuk sinkronisasi data capaian vaksinasi di Kabupaten Malang, Arbani menyebut bahwa pihaknya akan bersedia untuk melakukan koordinasi lebih lanjut.