JATIMTIMES - Januari dikenal warga Tulungagung dengan istilah hujan sehari-hari. Tak heran, persiapan untuk menu ngemil di kala hujan sudah di siapkan untuk dinikmati bersama keluarga saat air turun dari langit.
Biasanya, masyarakat di kota marmer telah membeli ketela pohon dan ubi rambat untuk dijadikan bahan camilan.
Baca Juga : Warga Protes Bau Tak Sedap TPA Tlekung, Begini Respons Pemkot Batu
"Yang selalu ada itu ketela dan rambak (ubi rambat)," kata Umi (38) ibu rumah tangga.
Dari dua bahan baku itu, Umi dan kebanyakan masyarakat di Kabupaten Tulungagung akan mengolahnya menjadi camilan nikmat keluarga. Terlebih saat malas untuk ke luar rumah dan terkendala beraktivitas lantaran hujan yang turun.
"Ubi rambat biasanya kita goreng tepung atau di tanak saja," ujarnya.
Sementara untuk ketela pohon, Umi selain biasa menggoreng atau merebus, juga sering menjadikannya sebagai makanan seperti dangglem, bregedel, kripik singkong, gethuk dan aneka masakan yang diinginkan keluarganya.
"Dua bahan baku itu sangat banyak jika dituruti mau di masak apa, yang penting selalu tersedia di musim hujan begini," ungkapnya.
Melansir dari berbagai sumber, perubahan cuaca ini membuat suhu tubuh ikut menurun menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Sebagai kompensasi, tubuh akan mencari cara untuk menambah panas dan makan adalah salah satu caranya.
Baca Juga : Masuk Kawasan Polres Pamekasan, Pengunjung Wajib Scanning QR Code Aplikasi PeduliLindungi
Kondisi ini dihubungkan juga dengan sedikitnya produksi hormon serotonin yang mengendalikan kebiasaan tidur, nafsu makan, hingga suasana hati yang ikut menurun jumlahnya.
Hal itu membuat tubuh mengeluarkan sinyal untuk menambah asupan karbohidrat yang bisa membantu meningkatkan hormon serotonin kembali, sehingga memicu tubuh merasakan rasa lapar.
Selain itu, pada saat musim hujan maka paparan sinar matahari pada tubuh manusia juga ikut berkurang atau sedikit. Itu juga memicu nafsu makan seseorang meningkat. Namun, untuk kebutuhan kalori tetap sama.