JATIMTIMES - "Sasak Gantung Tinggalane Londo". Jika mendengar kalimat tersebut, mungkin kita teringat akan sebuah tembang lama. Lagu yang dinyanyikan Catur Arum tersebut sangat populer saat itu. Bahkan masih eksis di telinga penikmat tembang lawas Banyuwangian. Tapi, seberapa eksis keberadaan sasak gantung di Banyuwangi?
Saat ini, keberadaan jembatan (sasak) gantung di Banyuwangi sudah jarang ditemui. Faktor kekuatan dan perawatan menjadi alasan utama konstruksi jembatan gantung jarang menjadi pilihan. Tapi, ada salasatu jembatan gantung yang dibangun mulai 1926 yang masih eksis hingga kini. Jembatan gantung tersebut menghubungkan Dusun Maron, Desa Genteng Kulon dengan Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng. Jembatan ini berada tepat di atas bendung Setail yang mengairi baku sawah 5.788 hektare (ha).
Baca Juga : Tentara Gadungan Bikin Geger Blitar, Palsukan Kartu Anggota Kodim 0808
Lewat ide brilian Karang Taruna bersama BPD yang mendapat support dari Pemerintah Desa Genteng Kulon jembatan gantung peninggalan Belanda itu dijadikan Sasak Gantung Terpadu sebagai Destinasi Wisata Desa Berdaya.
Sasak Gantung Terpadu yang menawarkan permainan kano, tubing dan memancing serta menyediakan aneka macam makan minuman bagi warga masyarakat dan wisatawan yang menyukai wisata alternatif.
Sonny T. Danaparamita, Anggota DPR RI yang merupakan warga asli Genteng dalam wawancara dengan JatimTIMES memberikan apresiasinya atas inovasi dan kreativitas BPD bersama Karang Taruna yang mendapat support dari pemdes sehingga terlaksananya kegiatan Sasak Gantung Terpadu sebagai Destinasi Wisata Desa Berdaya.
Menurut dia beberapa waktu lalu, BPD, Karang Taruna dan panitia pelaksana menemui dirinya di “Rumah Aspirasi de Giri”, yang ada di depan SMP Negeri 1 Giri. Saat itu mereka menyampaikan undangan launching destinasi Sasak Gantung Terpadu dengan konsep yang baru.
"Saya menyambut baik dan mendukung penuh program yang cukup bagus ini," ujar Sonny yang semasa kecilnya juga suka bermain di sepanjang sungai Setail.
Alumni SMA Negeri 1 Genteng itu menuturkan, dia melihat bahwa anak-anak muda di desanya sudah sangat kreatif. Sebagai warga desa Genteng Kulon, tentunya senang dengan fasilitasi yang telah diberikan oleh pemdes kepada mereka.
“Apabila inovasi dan kreativitas seperti ini dilakukan oleh semua level dan wilayah, maka bonus demografi yang kita inginkan akan dapat terjadi," terang Sonny.
Baca Juga : Perusahaan di Gresik Ini Kembali Tanam 1.000 Mangrove
Selanjutnya terkait dengan program Desa Berdaya, Legislator Senayan asal Dapil III Jawa Timur itu berharap agar pemdes bersama BPD Genteng Kulon dapat memaksimalkan pelaksanaan dari program yang inovatif tersebut.
Dengan Desa Berdaya diharapkan akan terjadi peningkatan kapasitas, baik secara personal maupun institusional. Pada gilirannya nanti masyarakat akan mampu menemukan, mengenali dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk itu sinergi dan kolaborasi adalah dua kata kunci dalam melaksanakan program Desa Berdaya.
"Para pelaku usaha mikro yang nanti mengisi destinasi ini dapat disinergikan dengan program "UMKM Naik Kelas-nya" Pemkab Banyuwangi. Begitu juga dengan para pelalu seni budaya dan Karang Taruna-nya. Mereka dapat berkolaborasi dengan siapa saja, termasuk dengam Rumah Aspirasi kami" pungkas Sonny.
H Sugirah Wakil Bupati Banyuwangi meresmikan Sasak Gantung Terpadu sebagai destinasi wisata yang berada di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi pada Kamis (6/1/2022) yang ditandai dengan pengguntingan pita dan penebaran ribuan bibit ikan di Kali Setail.
Selain itu panitia pelaksana juga menampilkan berbagai macam hiburan seni tari dari sanggar Sekar Wangi dan lagu-lagu yang ditampilkan oleh kelompok Angklung Anjal Genteng. Acara peresmian tersebut dihadiri oleh Sonny T. Danaparamita Staf Ahli Pemkab Banyuwangi, Forkopimka Kecamatan Genteng, Kepala Desa dan Tokoh Pemuda Genteng Kulon serta stakeholder lainnya.
