JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi menegaskan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan upaya untuk menekan peredaran covid-19. Setidaknya, hal itu juga ia tegaskan bersama seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Malang.
Bukan hanya sekadar penanganan dan pencegahan. Sanusi juga menargetkan bahwa dalam waktu dekat, Kabupaten Malang sudah bisa kembali pada kondisi zero covid-19 seperti beberapa waktu lalu.
Baca Juga : 4 Program Prioritas APBD 2022 Kabupaten Malang, Berikut Rinciannya
"Saya koordinasi ke muspika, dengan Pak Dandim, Pak Sekda, dan Pak Kapolres sudah terjun ke kecamatan-kecamatan untuk menjaga supaya angka vovid-19 kembali ke zero lagi," ujar Sanusi.
Langkah pencegahan yang dia tegaskan adalah seperti tracing dan testing. Selain itu, politisi PDI Perjuangan ini juga menepis kabar bahwa di Kabupaten Malang sudah ada warga yang terjangkit covid-19 varian Omicron. "Nggak ada (Omicron) di Kabupaten Malang," tegas Sanusi.
Sebelumnya, satu warga Kabupaten Malang yang terindikasi Omicron telah meninggal beberapa waktu lalu. Pasien tersebut diketahui memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang akut.
Pemkab Malang juga telah mengirim sampel pasien itu ke laboratorium ke Universitas Airlangga (Unair) untuk memastikan apakah benar terpapar Omicron atau tidak.
Sementara itu, dikutip dari akun twitter @JatimPremprov, jumlah kasus aktif positif covid-19 di Kabupaten Malang masih tertinggi di Jawa Timur. Yakni sebanyak 29 kasus aktif per 3 Januari 2022.
Sedangkan Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto mengimbau masyarakat bisa tetap antisipatif. Masyarakat diminta tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Termasuk kepada pasien aktif covid-19 di Kabupaten Malang, Didik minta tetap disiplin dalam menjalani perawatan.
Baca Juga : Kota Malang Rencana Terapkan PTM 100 Persen Pekan Depan, Sutiaji: Sesuaikan Kondisi
Menurut Didik, tracing dan testing menjadi penting untuk dilakukan. Hal itu mengetahui rekam jejak atau kemungkinan adanya jalur penularan kepada pasien yang bersangkutan. Tentunya agar kasus covid-19 yang ada saat ini tidak semakin meluas.
"Harus segera ada tracing dan testing. Kemudian bagi yang bergejala, sedianya masuk di ruang isolasi. Dan yang tidak bergejala bisa diisolasi mandiri," ucap Didik.
"Ya tujuannya agar bisa lebih antisipatif, agar bagaimana proses penularan itu tidak berkembang kembali. Terlebih dengan Omicron," imbuh Didik.
Menurut dia, meskipun Omicron menjadi kasus baru dan cenderung tidak lebih berbahaya, keberadaannya tetap tidak dapat dipisahkan. Artinya perlu langkah-langkah antisipatif untuk mencegah persebarannya.