JATIMTIMES - Sugik Nur alias Gus Nur yang ramai dibicarakan ihwal rencana membangun sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Singosari dan mendapat respon dari masyarakat hingga tokoh agama angkat bicara. Dalam hal ini ia tidak ingin disangkutkan dengan kelompok 212 yang sebelumnya dihembuskan adalah pemilik lahan perumahan tersebut.
“Kalau sudah dilarikan kesana akan akhirnya repot juga kita, misalkan kalau iya kenapa kalau tidak ya kenapa. Kan itu bukan urusan saya. Itu kan saya ditawarin tanah, saya mau bangun pesantren apa hubungannya dengan 212. Kurang paham saya soal itu,” ungkap Gus Nur.
Baca Juga : Gebyar Kopi dan Kakao Jawa Timur 202: Kopi dan Kakao Jatim untuk Lokal, Nasional dan Global
Gus Nur menjelaskan bahwa tanah yang ia gunakan sebagai ponpes itu milik salah satu developer perumahan yakni Ahsana Property. Dan ia di lokasi tersebut berencana akan membangun sebuah ponpes dengan ukuran tanah kurang lebih 2000 meter persegi.
“Saya jelaskan itu bukan punya saya itu punya Property Ahsana, sudah bertahun-tahun itu property yang sangat terkredibilitas sudah di 20 kota,” kata Gus Nur.
Disinggung mengenai bagaimana legalitas tanah yang akan dibangun ponpes itu, Gus Nur menjelaskan dalam hal ini, tanah yang akan dibangun itu telah terbeli.
“Itu sudah beli tanah kepada masyarakat situ sudah bertahun-tahun tidak ada hubungannya dengan saya. Nah Ahsana Property inilah datang ke saya, menawarkan tanah 'Gus tidak ingin bangun pesantren tah di Singosari, saya punya tanah 2000 meter'. Jadi saya belinya ke Ahsana, bukan beli ke masyarakat,” terang Gus Nur.
Disisi lain, Gus Nur mengaku Ahsana Property juga berjasa bagi masyarakat sekitar. Sebab, banyak kegiatan yang bersifat sosial dibantu oleh developer perumahan tersebut.
“Sudah bertahun-tahun di situ baik kok, sudah sosial sama warga situ, sunatan masal apa, membangun jalan paving di situ. Bahkan membantu pembebasan iuran air Ahsana Property itu baik sudah bertahun-tahun di situ,” ungkap Gus Nur.
“Yang jelas beliau ustadz Harun namanya, dan teman-teman beliau betul-betul orang islam bukan orang kafir, dia berbisnis properti syariah dan tidak pernah merugikan masyarakat situ,” imbuh Gus Nur.
Sebelumnya, Ketua PCNU Kabupaten Malang dr Umar Usman menyebut pengembang di perumahan itu diduga masih ada kaitannya dengan kelompok 212. Pengembang itu disebut Umar, memiliki simbiosis mutualisme bersama kelompok mantan massa aksi bela Islam di Jakarta beberapa waktu silam.
Buktinya, meski terletak di dataran tinggi Desa Klampok, perumahan tersebut ternyata sudah terjual semua. Harganya pun relatif mahal, yakni antara Rp 400 juta hingga Rp 800 juta per unit rumah.
Baca Juga : Solidaritas Disabilitas untuk Korban Bencana Erupsi Gunung Semeru
“Itu kan terletak di pucuk gunung dan lereng. Strategisnya paling dekat KEK Singhasari. Tapi Prospeknya cerah ternyata, sold out itu sudah terjual semua. Satu unit harganya ada yang Rp 800 juta itu di depan dan Rp 400 juta. Jadi ada fenomena itu, contoh di Perumahan Ahsana, usernya (pembelinya) itu dari 212 ketika temennya bikin perumahan dibeli hingga laku keras,” kata Umar dihubungi wartawan, Rabu (1/12/2021) lalu.
Sebagai gantinya, Umar menyebut, dari pembelian unit rumah oleh massa yang diduga kelompok 212, pengembang nantinya akan menyumbang keuntungan sekian persen kepada gerakan tersebut.
“Itu ada di grup mereka (grup pengembang) diumumkan, pengembang ini hasil penjualannya berapa persen itu untuk kelompok 212. Jadi yang selama ini itu pengembang menjadi donatur 212,” imbuh Umar.
Umar pun menyebut bahwa pengembang masih ada sengketa lahan bersama petani. Hal itu diketahui pihaknya karena pengembang belum membayar secara penuh uang pembelian ke petani.
“Ada masalah dalam hal pengembang dengan petani belum bayar total. Padahal prospeknya cerah sold out itu harusnya bisa bayar,” ungkap Umar.
Hingga berita ini ditulis, pengembang Perumahan Ahsana yakni Ustadz Harun belum bisa memberi keterangan terkait informasi tersebut. Padahal wartawan media ini telah menghubungi melalui telepon ataupun chatting WhatsApp.
“Wa'alaikum salam wr wb. Ngapunten sanget nggih mas, pas maraton rapat-rapat ini mas,” ucap Harun singkat melalui pesan WhatsApp.