JATIMTIES - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama LS-Pro-ISTC (Indonesia Sustainable Tourism Council) menobatkan Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai salah satu dari 16 desa se-Indonesia untuk mendapat Sertifikat Desa Wisata Berkelanjutan.
Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan merupakan proses dan tonggak capaian bagi setiap desa wisata dan merupakan suatu upaya untuk menilai dan menentukan status mutu, kualitas dan standar keberlanjutan suatu desa wisata berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan.
Baca Juga : Jelang Tutup Tahun, Kunjungan Wisatawan di Kota Batu Capai 1,45 Juta
Ruang lingkup penilaian Desa Wisata Berkelanjutan meliputi pengelolaan pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan potensi ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung dan pelestarian lingkungan alam.
Selanjutnya empat pilar tersebut diintegrasikan dalam aspek pedoman desa wisata. Yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas, sumber daya manusia, masyarakat, industri, promosi dan pemasaran.
Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan pada gelaran sebelumnya, Desa Wisata Adat Osing Kemiren telah mendapatkan Sertifikat Desa Wisata Berkelanjutan. Untuk tahun ini, Desa Tamansari di Kecamatan Licin mampu mendapatkan sertifikat serupa.
“Kami sangat mengapresiasi capaian yang didapatkan Desa Tamansari. Ke depan Banyuwangi tidak hanya menjual wisata alam dan seni budaya, tetapi juga menawarkan wisata inovasi dan prestasi menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan,” ungkap pejabat yang disapa Bram itu.
Baca Juga : 8 Besar Liga 3, Persewangi Banyuwangi Berhadapan dengan Putra Delta Sidoarjo
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas juga turut bangga atas sederet prestasi Desa Wisata Tamansari. Dia berharap desa wisata yang sudah mendapatkan sertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan dapat menjadi acuan bagi perkembangan desa wisata lainnya dalam ikut serta membangun dan mengembangkan sektor pariwisata Banyuwangi secara khusus dan Indonesia pada umumnya.
“Khususnya dalam membangun menumbuhkan ekonomi lokal dengan modal landscape pedesaan, mengedepankan kearifan lokal, dan tentunya menjaga keseimbangan lingkungan alam," ujar bupati Ipuk.