JATIMTIMES - Langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk mewujudkan wilayahnya sebagai smart city semakin matang. Hal itu terlihat dengan terus memperkuat 6 komponen utama, yakni smart governance, smart living, smart economy, smart branding, smart society, dan smart environment.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, keenam komponen tersebut dinilai menjadi poin penting dalam mewujudkan smart city. Terutama di masing-masing Perangkat Daerah (PD) Kota Malang.
Baca Juga : Pengembang Perumahan Serahkan PSU, KPK: Jika Bandel, Pemda Bisa Tolak Izin
"Kalau sudah smart city, maka 6 komponen itu masuk semua. Goalnya sebetulnya ya Kota Malang menjadi kota cerdas. Baik itu cerdas maknanya, ada kecepatan, ketepatan, dan transparan," ujar Sutiaji.
Karena itulah, komitmen bersama dari semua pihak dibutuhkan guna terwujudnya hal tersebut. Hal tersebut ditandai dengan penandatangan komitmen bersama menuju Malang Smart City dengan Kepala PD Kota Malang, di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Selasa (30/11/2021).
Seperti smart governance, dijelaskan Sutiaji, menjadi salah satu acuan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk meningkatkan pelayanan publik melalui smart city. Terlebih, APBD dan kebijakan Pemkot Malang pasti pro rakyat dan menampung aspirasi.
"Termasuk bagaimana kontribusi masyarakat untuk mengangkat Malang menjadi kota yang berdaya saing unggul. Sehingga akses pelayanan publik yang masih kurang bisa terus ditingkatkan," jelasnya.
Termasuk, smart economy yang dalam hal ini ditekankan tidak hanya terbatas di sektor pembangunan fisik saja. Melainkan, bagaimana membuat masyarakat akan lebih nyaman dan aman berbelanja ke pasar rakyat.
"Sektornya apa, pasar jangan puas begitu saja. Pasar Oro-Oro Dowo jadi andalan memang, semua belajar di sana. Sehingga yang namanya revitalisasi tidak hanya fisik, juga mindset. Bagaimana orang beli di pasar rakyat bukan hanya ngelayani orang dengan baik, sehat, nyaman dan aman," tandasnya.
Lebih jauh, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang M Nur Widianto menambahkan, usulan program unggulan atau quick win Smart City 2022. Salah satunya, berkaitan dengan masterplan Smart City pada kawasan pariwisata prioritas nasional dan Quick Win program unggulan Tahap IV.
Baca Juga : Waspada Covid-19 Varian Omicron, Kota Malang Perkuat PPKM Mikro
Salah satu yang ditekankan terkait pariwisata yakni dari segi smart branding pada pengembangan Kota Malang sebagai Malang Heritage Tourism. "Cuma ini tidak berdiri sendiri, tetap akan terkoneksi, terintegrasi dengan daerah lain yang sekarang menjadi backbound atau penyangga untuk Bromo-Tengger-Semeru (BTS) itu," ungkapnya.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Wiwid itu mengatakan, pihaknya juga tengah menyusun roadmap BTS. Yang bertujuan, untuk mengatahui apa saja yang bisa ditopang oleh Kota Malang.
"Itu bisa dari sisi aspek wisatanya, bisa dari sisi ekonominya, lingkungan masyarkat seperti apa dan sebagainya. Karena quick win pada sektor pariwisata sudah dikhususkan Kota Malang lebih ke wisata heritage," pungkasnya.
Selain smart branding, usulan lainnya seperti pada smart governance adalah perihal dashboard wali kota dan sistem Smart City. Kemudian, smart economy pada revitalisasi pasar yang terdiri dari Sipedas dan e-Retribusi.
Lalu, smart living dengan program unggulan E-JKN sebagai Jaminan Kesehatan Khusus warga ber-KTP Kota Malang. Smart society dengan program unggulan Ngalam 112 yang merupakan integrasi semua kanal pengaduan dan kedaruratan di Kota Malang. Serta, smart environment dengan program sukseskan LLTT melalui pengelolaan air limbah domestik (Sipaldi).