free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Brambang Gogo, Nasib Bawang Merah di Tulungagung yang Dipanen karena Kebanjiran

Penulis : Anang Basso - Editor : Yunan Helmy

21 - Nov - 2021, 00:46

Placeholder
Petani bawang merah terpaksa menggunakan cikrak untuk memanen dari di lahan berair akibat banjir. (Foto: Anang Basso/ Tulungagung TIMES)

JATIMTIMES - Petani bawang merah di Tulungagung bingung menjual hasil panennya. Hal ini disebabkan panen bawang merah seharusnya kurang seminggu. Namun, hujan lebat datang akhir-akhir ini sehingga sawah sering kebanjiran.

Banjirnya sawah di beberapa wilayah di Tulungagung mengakibatkan bawang merah harus dipanen lebih awal atau kurang umur.

Baca Juga : Beri Penghormatan Terakhir, Kapolres Tulungagung Pimpin Upacara Pemakaman Anggotanya

"Sudah mau panen. Tapi karena banjir, maka dipanen lebih awal," kata Darsono, petani bawang merah asal Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Sabtu (20/11/2021).

Karena panen bawang merah dalam keadaan terpaksa ini di lahan berair, tangan petani harus menyelam ke  air.

"Memang benar ada yang menyebut brambang gogo. Itu istilah karena bawang merahnya di dalam air bercampur lumpur," ujar pria yang menjabat sebagai perangkat desa ini.

Karena banjir, petani pemilik lahan sekitar 20 hektare tanah pertanian di Desa Junjung merugi. "Sebelum banjir misalnya, untuk seperempat hektare, pedagang sudah memberikan harga borong dan diberi uang maka," kata Darsono.

Setiap tanah seperempat hektare atau 125 ru, biaya tanam hingga panen sekitar 10 juta rupiah. Saat itu, harga borongan dari pedagang senilai 12,5 juta rupiah.

Pedagang memberi uang muka 1,5 juta rupiah. Sisanya akan dibayar setelah panen. "Uang muka diikhlaskan. Pedagang pilih rugi tidak mau mengambil brambang yang terendam air," ungkapnya.

Baca Juga : Peduli Bencana, OKP di Tulungagung Ini Salurkan Bantuan untuk Keluarga Terdampak Tanah Longsor Pagerwojo

Petani dengan segala daya dan upaya menyelamatkan hasil panennya. Dengan membersihkan lumpur, bawang merah yang sudah dipanen ini di gantung di scafolding yang disewa dari toko bangunan.

"Digantung di scafolding, lalu dikipas siang dan malam karena tidak ada matahari beberapa hari ini," ungkap Darsono.

Karena banyaknya barang, pabrik bawang merah goreng yang biasa menerima hasil panen petani, saat ini juga menolak barang. "Kami masih bertahanm penjualan dilakukan seusai dengan caranya masing-masing," jelas Darsono.

Jika dua minggu tidak terjual, bawang merah yang tidak kena sinar matahari dalam pengeringannya ini terancam membusuk di bagian pantat (bawah). 


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Yunan Helmy