free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Mengenal Ranupada, Adat Bersihkan Kaki Mempelai Pada Prosesi Dhaup Manten di Tulungagung

Penulis : Anang Basso - Editor : Pipit Anggraeni

14 - Nov - 2021, 18:48

Placeholder
Wijikan atau Ranupada yang selalu ada dalam temu manten di Tulungagung. (Foto: Anang Basso/Tulungagung TIMES).

JATIMTIMES - Resepsi pernikahan merupakan momen yang penting bagi kedua mempelai. Di Kabupaten Tulungagung, prosesi pernikahan sering dilaksanakan sesuai kebiasaan dalam masyarakat yakni adat Jawa. Meski cukup ribet dilakukan, adat ini menjadi lagu wajib bagi setiap prosesi temu manten.

"Ada banyak rangkaian prosesi di dalamnya, sebenarnya cukup ribet namun tidak bisa dilompati begitu saja," kata Kusnan, tokoh sekaligus pegiat budaya di Tulungagung, Minggu (14/11/2021).

Baca Juga : Kisah Horor di Sekolah Ala Tulungagung, Tugas Misterius Sampai Melihat Kakek Berjenggot Putih di Toilet

Sebelum puncak resepsi yang dikenal dengan temu manten, prosesi cukup panjang ini dimulai dari siraman hingga panggih (temu).

"Di adat Jawa dikenal dengan istilah Dhaup atau Temu. Di dalam prosesi dhaup, ada banyak prosesi lain lagi," ujarnya.

Salah satu prosesi dalam dhaup ini misalnya wijikan (istri mencuci kaki suami) atau seorang pranatacara (pembawa acara) sering mengatakan sebagai ranupada

"Berasal dari kata Ranu artinya air dan pada artinya membasuh kaki," imbuhnya.

Dalam prosesi ini, mempelai perempuan mencuci kaki suami di dalam bokor atau wadah khusus berisi air kembang.

"Ini jika di kupas dalam, merupakan simbol bakti mempelai perempuan ke mempelai pria dalam memulai keluarganya," ungkapnya.

Baca Juga : Warga Diminta Waspada, Kota Batu Bakal Diguyur Hujan Disertai Petir 3 Hari Mendatang

Dalam filosofi khusus, wijikan ini juga bermakna untuk menghilangkan sukreta atau halangan dalam diri kedua mempelai agar perjalanan menuju rumah tangga atau keluarga bahagia lebih mudah.

"Karena bersifat membersihkan, tujuan wijikan ini agar kedua pasangan dijauhkan dari segala kesulitan serta mara bahaya saat membangun rumah tangga bersama hingga dan ninen (Kakek dan Nenek)," tambahnya.

Usai wijikan, mempelai pria biasanya akan membantu istri bangun dan mengajaknya ke kursi pelaminan dan dilanjutkan dengan berbagai tahapan lainnya.

"Suami harus menjadi pelindung, istri harus berbakti, prosesi ini penuh makna tidak serta merta dapat ditambah atau dikurangi semaunya," pungkasnya.


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Pipit Anggraeni