JATIMTIMES - Harapan petani porang untuk mendapatkan harga porang seperti tahun lalu, sepertinya sulit terealisasi. Kini harga porang basah perkilogram berada pada kisaran Rp 5 ribu saja.
Sementara petani Lumajang sudah banyak yang beralih ke tanaman porang dari tanaman yang dibudidayakan sebelumnya.
Baca Juga : Capaian Vaksinasi Tertinggi di Kabupaten Blitar, Bupati Rini Beri Penghargaan Camat Sutojayan
Pada tahun 2020 lalu, harga porang basah mencapai mencapai harga tertinggi yakni Rp 13.500 perkilogram. Namun harga ini terus merosot hingga berada pada harga antara Rp 6 ribu sampai Rp 5 ribu perkilogram.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Petani dan Pengusaha Porang Nusantara (Hippora) Mochamad Sairoji Kusnadar mengatakan, harga porang awalnya sebenarnya sangat murah.
Pada tahun 2017 Rp 3.500, tahun 2018 Rp 4.000, tahun 2019 Rp 9 Ribu, tahun 2020 Rp 13.500, dan pada tahun ini harga turun drastis pada kisaran Rp 5 ribu perkilogram.
"Memang harganya turun dibanding tahun 2020, tapi jika dibandingkan dengan harga pada tahun 2017, harga porang sekarang ini masih lebih bagus," ujar Saroji kepada Jatimtimes.
Areal tanaman porang di Lumajang sudah cukup luas, karena banyak petani yang beralih ke tanaman porang, karena harga yang cukup tinggi pada tahun 2020 lalu.
Baca Juga : Kunjungi Kabupaten Blitar, Pemkot Probolinggo Jadikan Program ADI EXPORT Referensi Pengembangan IKM
Kini harga bibit dari jenis katak, diperkirakan ada pada harga Rp 180 ribu perkilogram, sementara harga panen porang terus menurun.
"Semoga tahun depan bisa naik lagi harganya. Kalau terus turun harga, petani pasti mengambil langkah realistis dan meninggalkan tanaman porang," kata H. Herman Affandi, salah seorang petani porang Lumajang.