JATIMTIMES - Bupati Jember Hendy Siswanto bersama dengan BPD dan Muspika Sumberbaru dan Semboro, Jumat (12/22/2021) mengunjungi korban banjir di tiga desa yang ada di Desa Sumberagung, Kecamatan Sumberbaru, serta Desa Pondok Joyo dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro.
Dalam kunjungan tersebut, Hendy menemukan fakta baru, jika banjir yang melanda tiga desa tersebut sudah menjadi banjir musiman yang setiap tahunnya selalu melanda wilayah Jember Barat tersebut.
Baca Juga : Musim Hujan, Pemkab Blitar Waspadai Bencana Banjir Akibat Hutan Gundul
"Banjir di wilayah sini (Jember Barat) ternyata sudah terjadi setiap tahunnya. Kami melihat, bahwa penyebab banjir karena debit air tinggi yang menyebabkan sungai tidak bisa menampung air," ucap Hendy.
Padahal menurut Hendy, lebar sungai Tanggul cukup dalam dan lebar, yakni mencapai 50 meter. Tapi, yang menjadi aliran sungai hanya 20 meter saja, sehingga dalam penanganannya pihaknya akan bersurat ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.
"Ini kan sungai aslinya memiliki lebar 50 meter, sedangkan yang dialiri sungai hanya 20 meter saja. Di bantaran sungai ini juga ada alih fungsi lahan, oleh karenanya kami akan berkirim surat ke Gubernur untuk mencari solusinya," ujar Hendy.
Sementara dari pantauan JatimTIMES, banjir yang melanda di tiga desa yang sebelumnya sempat merendam hampIr 1.000 rumah sudah mulai surut. Jumlah rumah yang masih terdampak juga hanya tinggal 70-an unit saja yang ada di tiga desa.
"Kalau sekarang ketinggian air sudah tinggal 30 cm-an saja, mas. Tapi pada hari pertama dan kemarin, airnya masih setinggi perut orang dewasa. Banjir di sini memang banjir kiriman. Selama di lereng Argopuro tidak hujan deras, InsyaAllah tidak banjir lagi," ujar Otto Camat Semboro yang ikut mendampingi Bupati Jember.
Baca Juga : Sepekan Banjir Bandang, Pemkot Batu Terus Kaji Cepat Kerugian
Ada insiden kecil saat iring-iringan Bupati Jember melakukan kunjungan ke Desa Sidomulyo Semboro, yakni 1 mobil Satpol PP dan 1 mobil patwal milik Dishub terperosok ke dalam selokan.
Hal ini selain kondisi jalan yang digenangi air, juga jalan di desa tersebut sudah ganti 3 bupati belum tersentuh pembangunan peningkatan Infrastruktur. "Ya gak apa apa. Kalau gak gini kan bupati tidak tahu kalau jalan di desa kami rusak. Ya minimal sudah merasakan jalan rusak lah," ujar Fauzi warga Desa Sidomulyo.