JATIMTIMES- Griya Alit Blambangan, yang berada di belakang kantor Desa Gumirih Kecamatan Singojuruh Banyuwangi merupakan sebuah tempat yang memiliki benda-benda kuno dan barang-barang antik yang menawarkan pemandangan yang menawan dan unik untuk spot pengambilan photo, pre wedding maupun pembuatan video klip lagu beberapa penyanyi asal Banyuwangi.
Menurut Achmad Mura’i, pemilik Griya Alit Blambangan, tempat menampung dan menyimpan barang kuno, barang antik dan rumah Osing lokasinya berada di dekat Sungai Rumah (Banyu Umah – Basa Osing red) Desa Gumirih.
Baca Juga : Kades Terjerat Kasus Sabu, Warga Desa Glundengan Gelar Hearing dengan Komisi A
Lokasi unik yang belum terpublikasi tersebut selama ini banyak yang memanfaatkan untuk photo selfie, membuat video klip lagu-lagu penyanyi Banyuwangi antara lain Albi, Suliyana, Reny Farida dan beberapa penyanyi Banyuwangi yang lain. Kemudian pengambilan photo pre-wedding oleh teman-teman fotografer dan para perias pengantin yang kenal dengan Mura’i.
Ayah tiga anak itu menuturkan dengan mengumpulkan koleksi sesuai dengan caranya mampu menarik minat beberapa orang untuk memanfaatkan untuk pengambilan gambar karena spotnya banyak dan bervariasi. Kemudian ada rumah adat, ada mau kolam ikan, ada jukung dan beberapa spot lainnya. Bahkan untuk ganti kostum pun mereka yang mengadakan pre wedding tidak kesulitan karena fasilitasnya tersedia misalnya rumah-rumah adat yang bisa digunakan untuk ganti pakaian.
Bahkan beberapa waktu Griya Alit Blambangan mendapatkan kepercayaan dari Pemkab Banyuwangi untuk menggelar Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN ) merupakan even yang inovatif untuk menggali potensi, menciptakan kolaborasi dan memperkuat konsolidasi antara seni dan ekonomi selama 3 hari.
Ternyata keberadaan tempat penampungan barang antik tersebut mampu mengundang kekaguman beberapa pejabat termasuk Bupati Banyuwangi yang merasa kagum terhadap Griya Alit Blambangan yang berada di tempat terpencil dan di pinggir sungai ternyata memiliki spot yang unik dan memiliki koleksi benda kuno yang cukup banyak.
Dari peristiwa tersebut alumni Universitas Muhammadiyah Jember itu merasa tertantang untuk memiliki koleksi benda antik yang lebih banyak. ”Barang saya jangan sampai hilang, jangan sampai karena uang akhirnya barang satu hilang tidak ada gantinya. Sehingga saya masih berpikir ketika saya mempunyai dua bagaimana mampu punya 3. Harapan ke depan saya merasa memiliki banyak teman yang siap membantu agar hidup di dunia ini lebih berarti dan bermakna,”jelas Mura’i.
Baca Juga : Hilang 6 Hari, Bocah 9 Tahun di Gresik Ditemukan Tewas di Selokan
Pria yang logat Osingnya kental itu menambahkan menyadari sebetulnya banyak teman lain dan kolektor yang menata koleksinya secara lebih baik. Namun dengan keunikan caranya menata barang dia mempersilahkan orang lain mengeluarkan pendapatnya dan tidak memperdulikannya. Yang jelas fakta di lapangan barang-barang milikinya dalam jumlah besar walaupun kadangkala ada orang yang mengatakan seperti rosokan, ada yang digantung-gantung dan dikumpulan di gudang.
“Tetapi saya nggak peduli orang lain mau ngomong apa. Terpenting saya senang sehingga kemarin sangat luar biasa apresiasi dari Bupati Banyuwangi, Pak Sekda dan dari seluruh SKPD dan jajarannya termasuk para pengunjung yang datang memberikan support yang luar biasa untuk terus mempertahankan barang koleksi saya,” pungkas Mura’i mengakhiri wawancara.