JATIMTIMES - Indonesia menjadi negara dengan jumlah pelaksanaan capaian vaksinasi yang cukup tinggi di dunia. Bahkan, Indonesia berada di urutan kelima di dunia dalam capaian vaksinasi.
Hal tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi dalam Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk "Kolaborasi dan Inovasi Indonesia Tangguh Bencana" (9/11/2021) secara daring.
Baca Juga : Dropping Berkurang, Kota Malang Kejar Target Vaksinasi Covid-19
Dijelaskan Siti, dibandingkan dengan negara-negara lainnya, seperti China, India, Amerika, dan Brazil, dosis vaksin pertama di Indonesia mencapai 125 juta jiwa.
Per Senin (8/11/2021) dosis vaksin atau yang telah disuntikkan mencapai 205 juta. Rinciannya, 60 persen orang telah mendapatkan suntikan dosis pertama dan 38 persen orang telah mendapatkan suntikan dosis kedua.
"Artinya 125 juta orang sudah mendapatkan dosis 1. Dan yang sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap ada 79 juta jiwa. Kita berada pada urutan ke-5," kata Nadia.
Lebih lanjut dijelaskan, 21 ibu kota provinsi telah meraih capaian vaksinasi lebih dari 70 persen per November 2021 ini. Pekerjaan rumah (PR) yang masih dimiliki adalah 13 provinsi yang yang harus digenjot terkait capaian vaksinasi. Ke-13 provinsi ini utamanya provinsi yang berada di daerah timur.
Di sana, tantangan geografis tentunya diketahui sudah menjadi isu. Proses distribusi juga menjadi sebuah tantangan yang harus dicermati dan dipecahkan.
"Tidak semua provinsi memiliki penerbangan yang reguler. Kedua, adalah akses. Antara tempat vaksin dengan rumah masyarakat cukup jauh. Apalagi seperti Kalimantan, Papua, Maluku, petugas vaksin harus melalui tantangan medan yang cukup berat," ungkap Nadia.
Pelaksanaan vaksinasi di daerah-daerah pelosok tentunya berbeda denga darah perkotaan. Di pelosok, vaksinasi dilakukan dnegan jemput bola, door to door rumah masyarakat didatangi oleh petugas.
Untuk daerah-daerah yang capaian vaksinasinya telah mencapai 60 sampai 70 persen, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menyisir masyarakat yang yang masih ditemui ragu untuk melakukan vaksinasi.
"Nah itu harus lebih banyak untuk melakukan edukasi dengan keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat sebagai contoh. Ini penting," ucap Nadia.
Dalam upaya percepatan, tentunya tak hanya bisa satu pihak atau satu sektor, seperti sektor kesehatan saja. Hal ini turut membutuhkan sinergitas dengan sektor lain untuk juga mendorong dalam upaya percepatan vaksinasi.
"Tidak bisa hanya sektor kesehatan, sementara sektor lain tidak patuh. Semua sektor harus melakukan hal yang sama. Bagaimana kebijakan pemerintah disikapi masyarakat dengan patuh, bagaimana pemda mengajak beberapa elemen masyarakat agar memahami penerapan aturan PPKM,” pungkas Nadia.