JATIMTIMES - Sebagai upaya menjaga warisan nenek moyang (nguri-nguri budaya), pelayanan kesehatan dan menggerakkan sektor ekonomi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengadakan lomba Jamu Gendong di salah satu hall cafe, Selasa (9/11/2021).
Lomba tingkat Kabupaten ini diikuti oleh para pelaku usaha jamu gendong dari 19 kecamatan di Tulungagung dengan jumlah total 50 peserta. Lomba bertajuk jamu gendong dengan cita rasa milineal di era pandemi itu juga bertujuan menghapus stigma negatif yang beredar di masyarakat.
Baca Juga : Miliki APBD Rp 10 Triliun, DPRD Surabaya Minta Pemkot Bersinergi Dorong Pemulihan Ekonomi
"Kita ingin menghilangkan stigma kalau selama ini jamu bagi para klinisi dianggap bermasalah. Justru di lomba jamu ini kita membina bahwa jamu bisa berkontribusi terhadap kesehatan terutama untuk menjaga imunitas dan kebugaran," kata Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung melalui Kasi Farmasi dan Perbekalan Medis Masduki, Selasa, (9/11/2021).
Menurut Masduki, lomba jamu gendong juga dalam rangka seleksi untuk perlombaan tingkat provinsi dan tingkat nasional. Dijelaskan, tujuan utama dari perlombaan adalah meningkatkan 3 aspek korelatif. Pertama adalah menggerakkan perekonomian dengan memanfaatkan sumber hayati yang ada di Tulungagung.
Kedua adalah upaya pelayanan kesehatan bahwa jamu bisa meningkatkan imunitas dan kebugaran. "Terakhir adalah menjaga budaya warisan nenek moyang atau nguri-nguri budaya," jelas Masduki.
Untuk jumlah pelaku usaha jamu di Tulungagung, lanjut Masduki, ada sekitar 200 lebih tetapi yang tercatat di Dinkes hanya 150-an. Dalam melindungi keberadaan pelaku usaha jamu, Dinkes juga memberikan beberapa upaya pembinaan. Diantaranya pada April 2021 kemarin, telah mengumpulkan para pelaku usaha jamu untuk dilakukan pembinaan metode membuat jamu sesuai standar kesehatan.
Standar kesehatan yang dimaksud mulai dari pemilik bahan baku, pemilihan bahan baku, pencucian bahan baku, peralatan yang digunakan, pengolahan, pengemasan dalam hal ini plastik atau botol yang digunakan dipastikan aman bagi kesehatan. Selain itu, penyajian jamu serta cara penyimpanan hingga daya tahan jamu atau batas kadaluwarsa jamu juga dilakukan pembinaan.
"Jamu ini kan sama dengan pangan, kalau diproduksi dengan cara yang tidak benar bisa bermasalah kesehatan. Peningkatan dari sisi perilaku higienis dari pembuatnya yang utama, dan pemilihan bahan bakunya," ucapnya.
Masduki juga mengungkapkan, perkembangan jamu di Tulungagung saat ini sudah lumayan bahkan juara lomba jamu tahun kemarin sudah bisa dijadikan mata pencaharian karena memanfaatkan teknologi dengan pemasaran online.
Diakui Masduki, saat ini Tulungagung belum mempunyai jamu khas. Sehingga perlombaan jamu ini juga digunakan mencari bentuk pola bagaimana ciri khas jamu Tulungagung dengan melakukan pemetaan sumber hayati baik rimpang maupun bunga atau herbal yang paling banyak di Tulungagung.
"Tapi ini kita sudah temukan telang, nanti akan kita genjot dari sisi legalitasnya," tutupnya.