JATIMTIMES - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa vaksinasi booster akan dimulai saat sasaran target vaksinasi covid-19 lengkap menembus 50 persen. Kelompok prioritas penerima vaksinasi booster yakni para lansia (lanjut usia).
Hal itu berdasarkan perhitungan risiko covid-19 rawat inap hingga kematian. Kelompok lansia menjadi yang paling rentan terpapar hingga bergejala berat, case fatality rate mereka tertinggi daripada kelompok usia lain.
Baca Juga : Kirim Kontingen di Perkemahan Wirakarya Nasional 2021, Ini Harapan Warek UIN Maliki Malang
"Rencana ke depannya sudah bicarakan dengan bapak presiden, pertama prioritasnya lansia dulu karena berisiko tinggi," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI (8/11/2021).
Sementara untuk kabar baiknya, bagi penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan, vaksinasi booster akan diberikan tanpa dipungut biaya alias gratis. Sedangkan untuk lainnya, vaksinasi booster ditetapkan berbayar, tetapi bisa memilih jenis vaksin covid-19 yang diinginkan.
"Kedua akan ditanggung oleh negara itu yang PBI. Jadi, mohon maaf bapak dan ibu anggota DPR yang memang penghasilan cukup nanti kita minta bayar sendiri dan nanti akan dibuka boleh pilih sendiri mau yang mana," sambung Budi.
Budi menegaskan saat ini para pakar sedang menganalisis jenis vaksin covid-19 yang diberikan untuk booster. Terdapat dua pilihan, yaitu homologus atau heterologus.
"Kami sekarang sedang melakukan uji klinis dengan teman-teman dari perguruan tinggi apakah sama atau campur. Jadi, istilahnya homologus atau heterologus. Diharapkan akhir Desember ini bisa selesai," beber Budi.
"Contohnya Sinovac-Sinovac-Sinovac dibandingkan dengan Sinovac-Sinovac-AstraZeneca, dibandingkan Sinovac-Sinovac-Pfizer. Ini akan menjadi salah satu di dunia," sambung Budi.
Rencananya vaksinasi booster ini diperkirakan dimulai pada Januari 2022. Sebab, capaian vaksinasi covid-19 lengkap diprediksi baru tercapai 50 persen di akhir Desember.