JATIMTIMES- Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN ) menjadi salah satu event inovatif untuk menggali potensi, menciptakan kolaborasi dan memperkuat konsolidasi antara seni dan ekonomi. Event ini digadang-gadang dapat menciptakan produk baru seperti batik dengan motif kebudayaan lokal.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dalam penutupan Festival BYCN Tahun 2021 di Griya Alit Blambangan, Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi Minggu (7/11/2021).
Baca Juga : Lembaga Adat Sindung Warih di Tulungagung ini Jaga Tradisi Membuat Kembar Mayang untuk Generasi
"Apa yang telah dilakukan Banyuwangi Youth Creative Network harus terus dilanjutkan. Saya berharap nantinya event ini juga dapat menghadirkan buyer dan pelaku usaha untuk menciptakan jaringan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.
Rangkaian festival Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) telah memasuki season ke-4. Berlangsung pada 4 sampai dengan 7 November 2021.
Menurut Vicky, Ketua BYCN, festival yang digelar bertujuan untuk menggali, mendampingi, dan mengembangkan potensi yang dimiliki tiap wilayah. Dilaksanakan dengan serangkaian jadwal yang padat, antara lain creative talk, maestro mengajar, pameran ekonomi kreatif, dan penampilan karya seni.
“Sedikit berbeda dari sesi-sesi sebelumnya, festival BYCN kali ini begitu menarik. Tidak sulit bagi kami menemukan pelaku seni dan ekonomi kreatif untuk dibina, bahkan bisa dikatakan para pemuda di Singojuruh telah berkompeten di dunia seni dan ekonomi kreatif,” ungkap Vicky.
Sesi creative talk mendatangkan Tony Midi, seorang artist Illustrator asal Banyuwangi yang karyanya telah menembus pasar internasional. Diantaranya seperti pernah bekerja sama dengan marvel studios, universal studios, dan xcbc band.
Sedangkan pada maestro mengajar menghadirkan Gandrung Temu, sebagai super mentor yang melatih peserta untuk seni tari dan nyinden gandrung.
Baca Juga : Peran 6 Pilar Diperlukan dalam Upaya Konservasi Lingkungan
Kemudian sebagai bentuk kolaborasi antar daerah, paniti pelaksana juga menghadirkan pelaku ekonomi kreatif hasil pendampingan di festival BYCN season sebelumnya.
Penutupan event BYCN tahun ini diawali dengan penampilan Tari Singomanjuruh, yang menceritakan kisah anak raja yang menjadi cikal bakal nama Desa Singojuruh. Dalam pelaksanaan bukan hanya agenda pada acara saja yang menawan, akan tetapi penataan venue (tempat) festival juga cukup menarik.
Ahmad Murai, Kepala Desa Gumirih, sekaligus pemilik lahan, mengungkapkan sebelumnya lahan yang berada tepat di belakang kantor desa merupakan bekas galian pasir yang terbengkalai.
“Dengan sentuhan artistik lahan yang tidak produktif tersebut mampu disulap menjadi galeri barang-barang antik yang di-retouch dengan sentuhan seni budaya Banyuwangi. Bahkan dengan adanya kolam dan ampiteater pinggir sungai menambah kesan alami bagi pengunjung yang datang,” jelas Murai.