Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Lembaga Adat Sindung Warih di Tulungagung ini Jaga Tradisi Membuat Kembar Mayang untuk Generasi

Penulis : Anang Basso - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

07 - Nov - 2021, 21:08

Placeholder
Para sesepuh Lembaga Adat Sindung Warih di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu (Foto: Istimewa/ TulungagungTIMES)

JATIMTIMES - Membuat kembar mayang bukan hanya merangkai daun kelapa muda atau janur. Lebih dari itu, seni membuat kembar mayang telah menjadi tradisi yang harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaanya. 

Untuk mendidik generasi agar tetap dapat merangkai janur dan berbagai jenis (uborampe) kembar mayang ini, lembaga adat Sindung Warih Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung secara rutin berkumpul untuk mengajarkan teknik dan pengenalan. 

Baca Juga : Peran 6 Pilar Diperlukan dalam Upaya Konservasi Lingkungan

"Ini merupakan program kerja lembaga adat Desa Kendalbulur, Sindung Warih, lembaga kita memang berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang ada di desa," kata Ketua Lembaga Adat Sindung Warih, Sadji (61), Minggu (07/11/2021). 

Lanjutnya, salah satu bentuk kearifan lokal desa saat ini yang masih ada adalah kembar mayang.

"Saat ini kita lihat masih para sesepuh dan tertentu bisa mengerjakan ketika ada warga yang hajatan. Nah, dengan kegiatan ini kita anggota lembaga adat harus menguasai dan kedepan akan kita tularkan pada generasi muda di desa di masing-masing lingkungan," ujarnya. 

Tak terhenti sampai di situ, agar generasi muda di Desa Kendalbulur dan di Tulungagung umumnya tetap dapat membuat kembar mayang, pihaknya akan rutin menggelar lomba. 

"Bahkan, nantinya akan kita lombakan ketika acara bersih desa," ungkapnya. 

Seperti diketahui, saat temu manten umumnya saat mempelai dipertemukan, Putri Domas/ Prawan Sunthi dan Joko Kumolo bertugas membawa kembar mayang di samping pengantin. 

Baca Juga : Singkirkan 12 Peserta, Mahasiswa UIN Jadi Juara 1 Lomba Debat Konstitusi Tingkat Nasional

Dalam membawa kembar mayang pun juga tidak sembarangan, ada aturannya. Jika mempelai wanita masih dalam keadaan perawan, maka cara membawanya adalah harus diangkat sejajar pundak. 

Namun jika mempelai wanita sudah hamil atau dalam istilah Jawa ngekarne karena saat menikah dulu belum dibuatkan kembar mayang, maka cara membawanya tidak boleh di atas perut. 

Jika di atas perut, takutnya roh suci yang ada di dalam rahim ibu akan kalah dan akhirnya keguguran.

Terlepas dari banyaknya filosofi mengenai kembar mayang orang Jawa tetap kukuh menggunakannya hingga saat ini terutama di daerah pedesaan. 


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Sri Kurnia Mahiruni