JATIMTIMES - Banyuwangi utara dinilai menjadi satu area penting bagi konservasi keanekaragaman hayati. Untuk itulah keberlangsungannya perlu dijaga, bahkan dilestarikan. Sebab hal tersebut penting untuk melindungi kehidupan saat ini dan menjamin kesejahteraan generasi mendatang.
Menurut Dosen Biologi FMIPA Universitas Brawijaya, Profesor Luchman Hakim mengatakan, kegiatan manusia yang tidak terkendali dapat memberikan kontribusi penting bagi degradasi lingkungan.
Baca Juga : Perkuat Pasar Modal Indonesia, Pemerintah Kembangkan SDM dan Ekosistem Kewirausahaan
"Banjir bandang yang terjadi di Batu pada beberapa hari yang lalu adalah salah satu dampak dari degradasai hutan dan lahan yang berdampak kepada banjir. Hal ini tentunya menjadi pelajaran penting bagi kawasan lainnya, termasuk di Banyuwangi bagian utara," ujar Prof. Luchman, Minggu (7/11/2021).
Untuk itulah, upaya untuk peningkatan kapasitas dan konsolidasi kegiatan konservasi dari berbagai pihak dinilai penting untuk mendukung langkah- langkah strategis konservasi hutan. Dalam hal ini, dirinya juga bekerja sama dengan Lembaga Konservasi Sahabat Alam Indonesia (SALAM).
Di dalam forum tersebut, juga diikuti oleh kelompok masyarakat dari penggiat literasi Kampung Batara (Papring), Perhutani, Ijen Geopark, Penggiat Kopi, akademisi dari UNTAG Banyuwangi dan sejumlah petani muda Papring.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis. Seperti perlunya upaya penguatan kegiatan konservasi di Banyuwangi utara. Survei-survei keanekaragaman hayati juga dinilai perlu segera dilakukan. Untuk membantu gerakan konservasi keanekaragaman hayati di Banyuwangi utara.
"Urgensi survei ini penting karena indikasi bahwa hutan Banyuwangi utara masih menyimpan flora dan fauna langka. Keterlibatan masyarakat penting dalam gerakan konservasi, dan dengan demikian upaya untuk membangun literasi masyarakat tentang konservasi menjadi penting," pungkas Prof. Luchman.
Baca Juga : Alfamart Cabang Malang Salurkan Bantuan ke Korban Banjir Bandang di Batu dan Malang
Sementar itu menurut Founder Lembaga Konservasi SALAM, Andik Syaifudin, Banyuwangi merupakan salah satu wilayah yang strategis di Jawa Timur, terutama dalam upaya konservasi. Mengingat posisinya yang dikelilingi oleh wilayan Taman Nasional.
"Di sana ada Baluran, Alas Purwo, Pegunungan Ijen dan Raung. Sehingga, sinergitas enam pilar perlu dibangun dan dikuatkan. Yakni pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat, NGO (Non Goverment Organization) atau CSO (Civil Society Organization) dan media dalam berbagai peran," ujar Andik.