JATIMTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji mengapresiasi setinggi-tingginya kegiatan Festival Kuliner Tempe Sanan yang menampilkan ragam inovasi olahan tempe oleh warga di kawasan Jalan Sanan Gang 3, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Sutiaji mengatakan, kegiatan Festival Kuliner Tempe Sanan ini dapat memperkuat branding Kampung Sanan sebagai pusat oleh-oleh yang dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat berbasis tempe.
Baca Juga : Komitmen Dukung Gemarikan, Pemkot Kediri Perkuat Pasokan Ikan
"Saya sangat mengapresiasi festival yang merupakan hasil kolaborasi dari berbagai elemen ini. Diharapkan pergerakan ekonomi di sini bisa semakin bagus, sehingga gairah ekonomi di Kota Malang juga makin tumbuh," ungkap Sutiaji dalam keterangan resmi yang diterima JatimTIMES.com, Minggu (17/10/2021).
Selain itu, kesadaran masyarakat untuk bersama-sama membangun dan menghasilkan inovasi di Kampung Sanan juga semakin kuat. Beberapa tempat untuk menjadi tujuan berbelanja ragam olahan tempe juga banyak tersaji di Kampung Sanan.
"Golnya ke depan spot-spot ini makin mudah diakses, mudah dijangkau informasinya," kata Sutiaji.
Lebih lanjut, menurut Sutiaji Kampung Sanan sangat luar biasa. Hal itu dikarenakan dapat menjadikan tempe dengan ragam hasil olahan yang produknya sudah dikenal oleh masyarakat umum Kota Malang, wisatawan domestik maupun mancanegara.
Setidaknya, di Kampung Sanan terdapat 600 pengrajin tempe yang difokuskan juga untuk menjadikan produk utama tempe dalam berbagai macam olahan. Mulai dari kripik tempe, cookies tempe, rolade tempe, kebab tempe, basreng tempe, nastar tempe, kastengel tempe, krupuk tempe, stick tempe hingga permen tempe.
Sementara itu, Ketua PKK sekaligus Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Sanan Trinil Sriwahyuni mengatakan, tujuan digelarnya Festival Kuliner Tempe Sanan ini untuk mempromosikan Kampung Sanan sehingga dapat semakin dikenal masyarakat luas.
Di tengah pandemi Covid-19, para pengrajin di Kampung Sanan mengalami penurunan penghasilan yang sangat drastis yang memengaruhi perekonomian. Mulai dari turunnya hasil pengolahan ataupun pembuatan tempe dan keripik tempe.
"Selama pandemi masyarakat Kampung Sanan tidak hanya tinggal diam, tetapi terus berinovasi baik itu dari olahan limbah seperti kulit kedelai atau tepung dari tempe yang diolah menjadi makanan kekinian," ujar Trinil.
Dengan begitu, pihaknya berharap hasil dari ragam olahan tempe ini dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk kaum milenial. Ke depan juga pihaknya memiliki fokus utama agar ragam olahan tempe ini dapat menjangkau cafe-cafe dan pusat oleh-oleh.
Baca Juga : Wali Kota Kediri Apresiasi CSR Bank Jatim untuk Anak Yatim Piatu Dampak Covid-19
"Kemudian dari limbah rebusan air kedelai bisa dibuat menjadi nata de soya, dari kulit kedelai diinovasi menjadi olahan-olahan kekinian yaitu brownies, pudding silky dan macaroon," jelas Trinil.
Lebih lanjut, Trinil juga menjelaskan olahan tempe yang dicampur dengan tepung dapat menjadi aneka olahan stick atau krupuk tempe. Mulai dari stick mendol, stick bawang, yang semua bahan bakunya menggunakan tempe.
"Pada Festival Kuliner Tempe Sanan berbagai olahan itu kami launching atau diperkenalkan kepada masyarakat agar di Kampung Sanan ini unggulannya tidak hanya tempe dan keripik tempe tetapi juga ada olahan-olahan turunan dari tempe yang siap untuk ikut meramaikan oleh-oleh khas Kampung Sanan," ujar Trinil.
Ragam olahan tempe ini menjadi bukti bahwa warga di Kampung Sanan utamanya para pengrajin tidak hanya diam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Namun terus melahirkan inovasi terbaru agar dapat terus bertahan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.