JATIMTIMES - Melestarikan warisan budaya leluhur. Hal itulah yang hingga saat ini masih dilakukan masyarakat Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Yakni, ritual kenduren petik kopi. Biasanya acara kenduren tersebut digelar sebagai pertanda dimulainya musim panen kopi.
Tujuan diadakannya ritual tersebut adalah bentuk syukur para petani kopi di Desa Sumberdem kepada Allah SWT, dengan bersedekah kepada para tetangga yang diundang dan hadir dalam ritual tersebut. Apalagi, nusantara memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang wajib dilestarikan bersama, sebab mengandung nilai-nilai yang adi luhung.
Baca Juga : Kasus Pinjol Jadi Atensi Mabes Polri, Polresta Malang Kota akan Tindak Tegas
Selain itu, kenduren metik kopi juga dimaknai sebagai penghormatan buat Mbok Sri Grompol. Dalam kepercayaan masyarakat Desa Sumberdem, adalah seperti dewi yang melambangkan kemakmuran.
"Juga bentuk penghormatan kepada Syech Sadzeli yang dipercaya sebagai sosok pembawa bibit kopi yang ditanam di daerah kami," ujar salah satu warga Desa Sumberdem, Sukadianto.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat ini petani kopi yang tergabung dalam Kampoeng Kopi Desa Sumberdem diperkirakan mencapai 1.200 KK. Atau, sekitar 80 hingga 90 persen masyarakatnya bertani kopi. Khususnya bagi mereka yang punya lahan.
Sementara itu, hasil kopi untuk musim panen tahun ini bisa dibilang menurun sekitar 60%. Apalagi, dirinya bersama rekan petani kopi lain juga melihat bahwa harga kopi di pasaran, belum begitu bersahabat dengan petani kopi di desanya.
"Dengan alasan itu juga saya dan teman-teman membentuk kampoengkopi_sumberdem untuk memproses hasil panen kami biar ada peningkatan ekonomi bagi para petani. Dan produk kami beri merek kopi Sumberdem 1832," terang Sukadianto.
Baca Juga : Dibintangi Sherina, Film Garapan Ghiblil Bertajuk "Earwig and the Witch" Segera Tayang di Netflix
Sedangkan dengan kenduren tersebut, dirinya berharap bahwa hasil panen kopi di desanya semakin berkah. Dan juga agar bisa lebih berbagi kepada sanak saudara ataupun tetangga.
"Harapan dari kenduren ini selain kita bisa berbagi rejeki dengan para sanak-saudara juga ke tetangga. Juga sebagai bentuk permohonan supaya hasil panen kami bisa berkah, tertuang dalam ikrar genduri yang berbunyi 'mugi-mugi saget o berkat ginarap mandel cinekel' (semoga berkah dikerjakan, banyak didapatkan). Tertuang juga dalam doa setelah ikrar 'Allohuma puter giling soko lor, kidul, etan, kulon Mbok Srigrompol sesek ngarep panjel mburi' (Ya Allah memulai menggiling dari semua arah, semoga melimpah di depan sampai belakang)," pungkasnya.