JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) terus berupaya mendorong kemajuan pertanian tembakau di Kabupaten Blitar. Setelah pertanian tembakau menuai sukses di wilayah Blitar utara, tengah dan timur, Dispertapa melebarkan sayap dengan mengembangkan sentra pertanian tembakau di wilayah Blitar selatan.
Salah satu daerah di Blitar selatan yang tahun ini dipilih Dispertapa sebagai lokasi pengembangan daerah penghasil tembakau adalah Desa Panggungrejo Kecamatan Panggungrejo, Desa Tulungrejo Kecamatan Wates, Desa Kebonsari Kecamatan Kademangan dan Desa Ngrejo Kecamatan Bakung. Keempat wilayah ini mendapatkan perhatian khusus karena daerah ini baru pertama kali menanam tanaman tembakau.
Baca Juga : Kabupaten Blitar Kekurangan Tenaga Vaksinator, TNI Terjunkan Babinsa
Sebagai daerah prioritas, petani di empat wilayah itu terus mendapatkan pendampingan dari Dispertapa. Beragam program diluncurkan Dispertapa untuk pengembangan pertanian tembakau di Desa Panggungrejo. Petani pun kian bersemangat menanam tembakau. Namun demikian kendala yang dihadapi tetap saja ada. Salah satunya adalah serangan hama dan penyakit.
Kepala Seksi (Kasi) Tanaman Tahunan Dispertapa Kabupaten Blitar, Anita Arif Rahayu, menyampaikan serangan hama dan penyakit ini terjadi di beberapa wilayah. Di antaranya di lahan pertanian tembakau di Desa Panggungrejo.
“Penanaman tembakau ada serangan hama dan penyakit. Petani yang menanam di akhir bulan Mei dan awal Juni terkendala hama dan penyakit. Kalau yang sudah tanam di awal di bulan April sekarang sudah memasuki panen,” kata Anita, Selasa (31/8/2021).
Anita menambahkan, serangan hama dan penyakit ini terjadi merata di seluruh wilayah Kabupaten Blitar. Penyebabnya adalah hujan yang turun di musim kemarau. Beberapa penyakit yang menyerang tanaman tembakau diantaranya layu bakteri dan virus ranting. Sementara serangan hama diantaranya hama belalang, ulat gerayak, kutu dan ulat daun.
“Kita terjun ke lapangan untuk menangani serangan hama dan penyakit. Kita pilih penanganan dengan pestisida nabati. Dantaranya dengan ekstrak cengkeh, tanamanya tidak perlu dicabut sudah bisa segar kembali, tidak sampai mati. Ekstrak cengkeh ini bisa untuk hama dan bisa untuk penyakit,” jlentrehnya.
Dalam mengembangkan pertanian tembakau di wilayah Blitar selatan, Dispertapa bersinergi dengan Balittas Malang dan P4S Alam Lestari. Permasalahan serangan hama dan penyakit ini ditangani secara sinergitas oleh ketiga lembaga ini.
Baca Juga : Pemkab Blitar Targetkan Vaksinasi Capai 75 Persen di Akhir Tahun, Ponpes Jadi Sasaran Prioritas
Ketua P4S Alam Lestari, Hari Budi Harto, mengatakan dalam mengatasi permasalahan serangan hama dan penyakit ini pihaknya bersama-sama dengan Dispertapa terjun langsung ke lokasi. Selain ekstrak cengkeh, penanganan hama dan penyakit di Desa Panggungrejo diatasi dengan penggunaan asap cair dan pestisida nabati.
“Penggunaan asap cair dan pestisida nabati ini tidak kita bedakan, semuanya disemprot pake ini. Dan ini efektif untuk menangkal serangan hama dan penyakit,” kata Hari.
Lebih dalam Hari menyampaikan, serangan hama dan penyakit di lahan pertanian tembakau Panggungrejo didominasi belalang dan jangkrik. Kondisi berbeda terjadi di beberapa wilayah lain yang tidak menggunakan asap cair dan pestisida nabati, tanaman tembakau mereka banyak yang dimakan belalang dan jangkrik.
“Kita akan terus pantau perkembangan pertanian tembakau di Blitar khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Panggungrejo,” pungkasnya. (Adv/Kmf)