MALANGTIMES - Penyandang disabilitas di Kota Malang mulai mendapatkan vaksin. Bahkan proses vaksinasi tersebut langsung ditinjau oleh Wali Kota Malang Sutiaji dan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Husnul Mu'arif.
Sutiaji datang usai menghadiri apel bersama tim Covid-19 Hunter Malang Raya di lapangan Rampal. Pihaknya mengakui bahwa sebenarnya vaksinasi kepada disabilitas yang menggunakan vaksin sinopharm itu sebelumnya telah dilaunching di Unisma.
Baca Juga : Nekat Langgar Jam Malam, 22 Pelaku Usaha di Kota Malang Kena Sanksi
“Hari ini kami secara massif (lakukan vaksinasi disabilitas) dengan Dinas Sosial. Yang sudah siap sekitar 1.696, dan yang banyak justru di yayasan-yayasan,” kata Sutiaji.
Dalam vaksinasi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga memprioritaskan disabilitas. Sebab, disabilitas yang akan menjalani vaksin juga harus konsultasi dengan dokter spesialis.
“Memang agak kami prioritaskan, tapi tidak bisa secara massal begitu. Harus konsultasi dengan dokter spesialis dan dokter ahli lainnya karena bisa jadi ada gangguan saraf, ada gangguan jantung dan lainnya. Sehingga sebelum divaksin dipastikan bahwa vaksin ini aman untuk saudara-saudara kita disabilitas,” ungkap Sutiaji.
Seperti dijelaskan Sutiaji yang mengutip Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, bahwa vaksin sinopharm berbeda dengan vaksin lain. Sehingga, diperlukan pengawasan dari bidang kesehatan untuk melakukannya.
“Vaksin sinopharm itu 3T, termahal terbatas dan terkualitas. Memang bagus sekali tapi tetap ada dosis pertama dan dosis kedua. Ini bentuk komitmen kami termasuk yang diutamakan itu justru saudara-saudara kita yang disabilitas,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang Penni Indriani mengatakan, vaksinasi dilakukan kepada disabilitas dengan berbagai macam gejala.
Baca Juga : Ini Daftar Bansos Tahun 2022 yang Masih Akan Digelontorkan Pemerintah
“Macam-macam ya, ada yang rada berat, ada yang hanya tulangnya, ada yang tunatera. Ada yang benar-benar sedikit kayak ODGJ tapi sudah sempat bisa ditangani,” kata Penni.
Penni pun mengaku bahwa jumlah penyandang disabilitas hari ini yang siap divaksin adalah 1.696 orang dari 2.927 jumlah total se-Kota Malang. Dari situ, Penni mengaku pihaknya cukup kesulitan ketika mengajak penyandang disabilitas untuk vaksin karena berbagai macam kendala.
“Sisanya itu susah, kadang-kadang mereka beranggapan ketika dia cacat lumpuh itu karena gara-gara vaksin seperti itu. Jadi kita pelan-pelan harus menyadarkan perlunya vaksin pada para disabilitas. Susah kita untuk menyampaikan agar dia punya kesadaran itu susah,” ungkapnya.