MALANGTIMES - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk menambah fasilitas bagi pasien Covid-19 dengan menambah tempat tidur (TT) untuk kebutuhan Bed Occupancy Rate (BOR) nampaknya tidaklah mudah.
Meski, hal itu sejatinya juga telah diinstruksikan oleh Pemerintah Pusat agar setiap daerah terus menambah tempat tidur, supaya BOR mengalami penurunan dan banyak pasien Covid-19 bisa ditangani di Rumah Sakit (RS) rujukan.
Baca Juga : Sambut Bulan Suro, Wali Kota Maidi Kirab Pusaka Keliling Kota
Wali Kota Malang Sutiaji menjelaskan, banyak hal yang masih menjadi kendala akan rencana penambahan TT di wilayah Kota Malang. Meski, beberapa tempat telah disiapkan untuk menampung isolasi pasien Covid-19. "Penambahan TT tidak segampang dengan apa yang diminta pusat. Tarik ulur penambahan TT itu kan kaitannya dengan nilai tekan provinsi atau daerah dengan rumah sakit," ujarnya.
Sebagai informasi, rencana penambahan TT tersebut bakal dilakukan di Safe House Jl Kawi untuk bisa menampung 225 pasien, tapi kini yang tersedia ada 95 bed. Kemudian rencana untuk tempat isolasi terpusat (Isoter) di beberapa tempat seperti SKB (Sanggar Kegiatan Bersama) Blimbing yang memiliki 26 bed, Rusunawa di Kedungkandang yang memiliki 60 bed, dan VEDC dengan 20 bed.
Namun, semua kesiapan tempat tersebut belum bisa direalisasikan fungsionalnya. Pasalnya, setelah menjalin koordinasi dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ada beberapa kendala yang menjadikan molor realisasi pengadaan Isoter tersebut.
"Ketika kami koordinasi dengan PERSI itu mereka mengatakan tidak semudah itu. Satu, berkaitan dengan pendanaan, kedua siapa yang mengeksekusi pembiayaan ketika pasca layanan, BPJS Kesehatan ngakui atau tidak. Sehingga itu masih terkendala," jelas Sutiaji.
Belum lagi, dikatakan Sutiaji, perihal Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini tenaga kesehatan (Nakes) yang harus dilibatkan dalam melayani pasien Covid-19 di tempat-tempat Isoter yang masih juga mengalami kendala. Karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan berbagai Perguruan Tinggi yang memiliki fakultas kedokteran dan fakultas kesehatan di Kota Malang untuk menerjunkan sejumlah mahasiswa sebagai pendamping di masing-masing wilayah RT/RW.
Baca Juga : Angka Kesembuhan Pasien Konfirm Kota Batu Kembali Tinggi
"Terus kendala Nakes, saya udah telepon ke beberapa rektor Perguruan Tinggi yang ada di sini, beliau akan menerjunkan mahasiswa-mahaiswanya. Kalau fakultas kedokteran yang sudah koas, akan mendampingi kelurahan-kelurahan, untuk testing, tracing, dan bertugas untuk treatment dan vaksinasi itu juga akan diterjunkan," terangnya.
Para mahasiswa ini nantinya yang akan menjadi trainer bagi relawan di setiap wilayah, termasuk turut memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat di masing-masing RT/RW. "Ini nanti yang akan memberikan edukasi. Bisa jadi nanti 1 tenaga koas membidangi berapa puluh relawan di masing-masing RT," pungkasnya.