MALANGTIMES - Pandemi Covid-19 tak dipungkiri memang berimbas dalam segala aspek kehidupan. Tak hanya dari sisi ekonomi, bahkan urusan spiritualitas atau ibadah tak dipungkiri ikut terganggu lantaran adanya kebijakan pembatasan kegiatan ibadah. Selain itu, juga terdapat anggapan jika masjid merupakan lokasi penyebaran Covid-19.
Karena itu, menepis anggapan jika Masjid menjadi salah satu lokasi penyebaran, Masjid Al Fattah Ali, Kota Malang mulai membentuk Masjid Peduli Covid, yang itu diketuai oleh Prof Dr Ir Muhammad Bisri MS, yang merupakan pengasuh pondok pesantren Bahrul Maghfiroh.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, Pemkab Blitar Peringati Hari Jadi ke-697 Secara Sederhana
Dijelaskannya, jika selama ini dari pengamatan dan evaluasi yang dilakukan, banyak tempat ibadah yang memang tidak dimanfaatkan selama pandemi, bahkan sampai ada yang ditutup. Maka dari itu, jika terus berjalan seperti hal ini, tentunya akan jadi sebuah problem tersendiri.
Suara dari komunitas yang ada di Malang, juga berkoodinasi dengan dirinya, memunculkan ide untuk mengusung jika masjid dijadikan untuk juga sebagai lokasi kegiatan kemanusiaan. Mulai dari tokoh perempuan Kota Malang Liza Min Nelly, Ketua LIRA Malang Raya Didik Achmadi, Koordinator Pengaduan Pelayanan Publik Malang Sudarno, Akademisi UIN Maliki Malang Zainal Habib, Direktur Jatim Times Lazuardi Firdaus, CEO Tugu Media Group Irham Thoriq dan sejumlah tokoh lain mendukung penuh dalam konsep kegiatan sosial tersebut.
"Jadi semata-mata tidak hanya ibadah khusus salat ngaji aja tetapi juga ada masalah kemanusiaan. Dari awal itulah akhirnya Masjid Al-fattah Ali ditunjuk untuk mengawali kegiatan ini dan konkrit dan secepat-cepatnya akhirnya sore hari ini kita laksanakan kegiatan ini," jelasnya.
Dijelaskannya, jika hal tersebut telah digagas belum lama ini. Akan tetapi, bisa segera terlaksana lantaran banyak dukungan dari dan keseriusan dari pihak-pihak terkait untuk melakukan hal terbaik.
"Saya melihat teman-teman ini, Alhamdulillah berjalan dengan baik antusiasme. Digagasnya sih Baru 10 hari yang lalu jadi barusan. Saya kan biasanya memang begitu kalau ini baik niatnya baik ya harus dilaksanakan dengan baik nggak usah lama-lama" ungkapnya.
Dengan apa yang digagas ini, diharapkan nantinya bisa berjalan dengan baik dan konsep ini bisa menyebar dan bisa diaplikasikan di lokasi Masjid yang ada di Kota Malang. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, tentunya dibutuhkan dukungan berbagai pihak, untuk bisa berjalan dengan maksimal.
"Tetapi catatannya kalau masjid menjadi motor, harus ada kebersamaan dan harmonisasi dengan stakeholder lainnya. Mulai RW RT satgas semuanya harus jadi satu jangan berjalan sendiri-sendiri, harus ada kebersamaan dan harmonisasi," terangnya.
Tokoh Perempuan Malang, Liza Min Nelly menjelaskan, jika kegiatan sosial ini merupakan ide bersama dengan Komunitas di Malang. Dari kordinasi muncul gerakan untuk menghidupkan rumah ibadah, baik masjid maupun gereja.
"Dari situ kita menggandeng Prof Bisri, gayung bersambut sampai ada kegiatan ini terlaksana. Harapannya mudah-mudahan semua masjid melakukan ini. Jangan sampai ada orang kelaparan di Kota Malang," terangnya.
Sementara itu, konsep awal kegiatan, adalah dengan memberikan atau mengumpulkan bantuan melalui Masjid. Dijelaskannya, jika hal ini juga memfasilitasi bagi mereka yang ingin membantu, akan tetapi malu karena nominal atau nilai bantuan kecil.
Baca Juga : Potret Kegembiraan Pedagang di Jombang saat Menerima Bantuan ketika PPKM Level 4 Diperpanjang
"Kadang kan ada warga yang ingin membantu tetangganya tapi cuma punya uang Rp 10.000 karena nilainya kecil akhirnya malu, nah ini bisa ya caranya dengan menyerahkan ke masjid, dikelola oleh masjid. Kalau 10 orang kan sudah Rp 100 ribu," terangnya.
Sementara itu, pegiat sosial Kota Malang, Sutopo Dewangga, menjelaskan, jika Masjid dipilih lantaran memiliki potensi yang baik dalam penyaluran bantuan. Manajemen Takmir masjid, lebih memiliki kedekatan dan dan kepercayaan akan masyarakat lebih tinggi daripada sebuah instansi.
"Tingkat kepercayaan masyarakat sangat tinggi dibandingkan lembaga. Transparansi keuangan tinggi i. Tapi selama ini kan malah tidak dimanfaatkan, eman ini. Atas dasar itulah akhirnya kami berkoodinasi untuk membuat satu role model agar ini bisa menjadi contoh dan bisa dikloning ke tempat ibadah," terangnya.
Terdapat beberapa pertimbangan memilih Masjid Al Fattah Ali. Di antaranya karena lokasi Masjid yang berada ditengah masyarakat. Selian itu, tak lepas dari ketokohan dari Prof Bisri yang juga mempunyai banyak relasi.
"Kami harapkan ke depan ini bisa jadi role model yang bisa disempurnakan dari hari ke hari, akan tetapi dengan menajemen yang bagus," paparnya.
Ketua tim pelaksana Masjid Peduli Covid, Masjid Al Fattah Ali, Drs H Arif Sufianto menambahkan, jika dalam kegiatan ini telah banyak sekali bantuan yang masuk dari berbagai pihak. Bantuan tersebut, mulai dari sembako, oksimeter, masker hingga tabung oksigen.
"Bantuan ini nanti akan kami salurkan kepada masyarakat. Nantinya akan sementara didistribusikan ke sekitar Masjid Al Fattah dulu. Kalau bantuan semakin bertambah, akan kita salurkan ke RW hingga kelurahan.
Masyarakat pun juga bisa menyalurkan bantuan melalui sekretariat kami," pungkasnya.