INDONESIATIMES - Demi mempercepat vaksinasi masyarakat di Indonesia, vaksin Covid-19 Gotong Royong individu atau vaksin berbayar akan tetap dilaksanakan. Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian BUMN dan PT Bio Farma (Persero) tengah menyusun petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi.
Petunjuk teknis tersebut nantinya akan menjadi aturan yang digunakan dalam pelaksanaan vaksin Covid-19 berbayar.
Baca Juga : Lapas Banyuwangi Berikan Program Asimilasi Perdana, 9 Orang WBP Dirumahkan
"Kemenkes bersama Kementerian BUMN dan Bio Farma saat ini sedang bersama-sama menyiapkan petunjuk teknis tersebut, yang kita harapkan dapat sesegera mungkin kita finalisasi," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers daring, Selasa (13/7/2021).
Nadia juga meminta fasilitas kesehatan yang akan menggelar vaksinasi berbayar untuk menunggu petunjuk teknis selesai yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu, Nadia juga meminta agar Bio Farma koordinasi terkait distribusi vaksin gotong royong.
"Kami juga minta Dinkes Kabupaten/Kota untuk menunggu juknis yang akan segera ditetapkan Kemenkes sebelum beri user ID ke Fasilitas Kesehatan yang akan melayani vaksinasi individu," katanya.
Sebelumnya, pemerintah membuka jalur vaksin berbayar mandiri atau Vaksinasi Gotong Royong. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.
Warga bisa mendapatkan vaksin Covid-19 di jaringan klinik Kimia Farma. Diketahui, Pemerintah mematok harga Rp 321.660 per dosis dengan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 per dosis.
Namun, pelaksanaan yang rencananya dibuka pada Senin (12/7/2021) harus ditunda sementara.
Vaksin berbayar juga diterapkan di negara-negara lain
Tak cuma di Indonesia, beberapa negara lainnya ternyata telah lebih dulu membuka jalur vaksinasi berbayar sebagai salah satu upaya mempercepat program imunisasi Covid-19. Berikut daftar negara yang menerapkan vaksinasi berbayar selain membuka jalur gratis.
Singapura
Singapura termasuk negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara dan salah satu yang tertinggi di dunia. Berdasarkan statistik Ourworldindata.org, setidaknya 66,8 persen dari total 5,9 juta populasi Singapura sudah menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
Sementara, 2,27 juta warga atau 39,8 populasi Singapura telah melakukan vaksinasi menyeluruh. Saat ini, pemerintah Singapura hanya menggunakan 2 vaksin buatan Amerika Serikat (AS) yakni Pfizer dan Moderna dalam program vaksinasi nasional.
Program vaksinasi ini gratis untuk seluruh penduduk Singapura serta bagi warga asing yang memiliki izin tinggal jangka panjang di negara kota tersebut. Selain itu, warga Singapura yang divaksin menggunakan vaksin di luar Moderna dan Pfizer juga tak dimasukkan dalam daftar penerima vaksin nasional.
Meski begitu, Singapura telah menerima sekitar 200 ribu lebih dosis vaksin Sinovac buatan China. Pemerintahan Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengizinkan klinik dan RS swasta untuk membuka vaksinasi mandiri menggunakan vaksin Sinovac, yang sebenarnya mendapat lisensi penggunaan darurat di Singapura.
Baca Juga : Tetap Prima Selama Pandemi Covid-19, Program Pandawa BPJS Kesehatan Mudahkan Peserta Akses Layanan
Meski vaksinnya gratis, sebagian besar klinik yang membuka vaksinasi mandiri mematok harga administrasi imunisasi berbeda mulai dari 10 dolar Singapura (Rp 107 ribu) hingga 25 dolar Singapura (Rp 267 ribu). Vaksin Sinovac diutamakan bagi warga yang memiliki alergi vaksin jenis mRNA seperti Pfizer dan Moderna.
India
Perdana Menteri India Narendra Modi mengizinkan pihak untuk swasta membuka jalur vaksinasi Covid-19 berbayar. Hal ini dilakukan India demi memperluas dan mempercepat vaksinasi nasional di tengah gelombang baru infeksi Covid-19 yang lebih parah akibat penyebaran varian Delta.
Kendati demikian, pemerintah India membatasi harga vaksinasi mandiri di rumah sakit dan klinik swasta tersebut. Untuk vaksin Covaxin dan Covishield yang merupakan buatan dalam negeri dipatok seharga 1.410 Rupee (Rp 274 ribu) dan 780 Rupee (Rp 151 ribu) per dosis.
Biaya itu sudah termasuk pajak dan administrasi, seperti dikutip dari Indian Express. Sementara, harga vaksin Sputnik V buatan Rusia adalah 1.145 Rupee (Rp 222 ribu) per dosis.
Mulai 8 Juni lalu, pemerintah mengatur agar rumah sakit hanya boleh menambah biaya hingga 150 Rupee (Rp 29 ribu). Program vaksin berbayar ini memang sempat dikritik Mahkamah Agung India.
Namun, Modi berjanji bahwa warga usia 18 tahun ke atas tetap akan mendapat vaksin gratis.
Taiwan
Pada April 2021, Taiwan sempat membuka jalur vaksin mandiri bagi warga karena tingkat keinginan vaksinasi yang rendah di antara masyarakat. Sejauh ini, Taiwan menggunakan vaksin AstraZeneca dalam program vaksin mandiri.
Menurut laporan Taiwan News, batas harga vaksin per dosis yakni 600 dolar Taiwan (Rp 310 ribu) per dosis. Biaya administrasi paling mahal yakni 200 dolar Taiwan (Rp 103 ribu).
Namun, program vaksin mandiri ditangguhkan pada Mei lalu karena minimnya pasokan vaksin untuk petugas medis dan garda depan.