MALANGTIMES - Lonjakan pasien covid-19 di Kota Malang yang semakin tinggi membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mempersiapkan tambahan safe house. Rencananya, Rusunawa Universitas Brawijaya (UB) di kawasan Dieng sebagai safe house baru.
Untuk melihat kesiapan fasilitas safe house tersebut, jajaran Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) Kota Malang yang terdiri dari Wali Kota Sutiaji, Kapolresta Malang Kota AKBP Budi Hermanto, dan Dandim 0833/Kota Malang Letkol Arm Ferdian Primadhona melakukan kunjungan ke Rusunawa UB yang terletak di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Mereka didampingi Rektor UB Prof Nuhfil Hanani.
Baca Juga : RSUD Jombang Rawat Bayi dan Balita, Diduga Terinfeksi Covid-19 Varian Delta
Sutiaji mengatakan bahwa saat ini memang semuanya menyadari bahwa tren covid-19 di Kota Makang sedang ada kenaikan jumlah. Karena itu, terdapat beberapa hal upaya yang dilakukan oleh Pemkot Malang. Salah satunya terkait ketersediaan bed.
Akhirnya, orang nomor satu di Pemerintahan Kota Malang tersebut mencoba melakukan komunikasi dan koordinasi terbatas dengan Rektor UB Nuhfil Hanani pada Senin (28/6/2021) malam.
Dan paginya Sutiaji mengaku sangat bersyukur karena pihak UB memberikan lampu hijau atau menyetujui Rusunawa UB Dieng digunakan sebagai safe house pasien covid-19. Hal ini dia sebut merupakan hasil kolaborasi dari unsur pentahelix di Kota Malang.
"Setelah kita tinjau, itu tinggal masuk. Bed-nya sudah ada. Ada 50 kamar kali 4. Jadi, ada 200 bed yang insya Allah akan kami siapkan," ungkapnya, Selasa (29/6/2021).
Ada dua gedung besar yang bakal digunakan sebagai tempat transit para pasien dan untuk ruang pengawasan. Serta satu gedung berlantai tiga yang bakal dijadikan tempat safe house pasien covid-19.
"Akses dari penerimaan sampai ke bednya juga sudah bagus. Setiap kamar ada dua kamar mandinya. Satu untuk mandi dan satu lagi untuk buang air besar atau buang air kecil," ujar Sutiajil.
Selain itu, di Rusunawa UB Dieng terdapat beberapa fasilitas penunjang yang cukup lengkap. Mulai dari musala hingga ventilasi udara yang lumayan banyak sehingga membuat udara segar kembali. "Saya kira sirkulasinya juga bagus. Tidak memakai AC, karena ini sudah di dataran tinggi. Dan ventilasinya sudah cukup memadai," katanya.
Untuk target penggunaan Rusunawa UB Dieng sebagai tempat safe house pasien covid-19, Pemkot Malang akan menggunakan secepatnya. Namun pemkot juga akan memenuhi fasilitas di safe house Jalan Kawi, Kota Malang.
"Nanti insya Allah tidak hanya warga Kota Malang. Siapa pun yang kena covid-19 bisa ditampung di sini. Saat ini kita tidak bisa berbicara sektarian, kita bicara kepentingan semua," ujar Sutiaji.
Lebih lanjut, mengenai koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang karena Rusunawa UB Dieng berada di wilayah Kabupaten Malang, Sutiaji juga yakin bahwa tidak sulit berkomunikasi terkait kepentingan kesehatan bersama.
Baca Juga : Eks Gitaris Gigi Meninggal karena Covid-19, Slank Ikut Berduka
"Saya yakin tidak susah berkoordinasi dengan kabupaten. Ini bukan tiba-tiba, tapi rencana. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat sehingga ini menjadi sesuatu yang tidak jadi masalah," tandasnya.
Sementara itu, Rektor UB Nuhfil Hanani mengaku setelah dihubungi Sutiaji tadi malam terkait penanganan lonjakan pasien covid-19 di Kota Malang, langsung melakukan rapat terbatas pada subuh tadi.
"Saya itu rapat subuh. Langsung saya putuskan iya. Tadi pagi teman-teman langsung mengatur tempat-tempatnya agar sudah oke semuanya," ujarnya.
Nuhfil menegaskan bahwa keselamatan nyawa manusia itu menjadi urusan yang penting. Selain itu, perekrutan tenaga kesehatan dari Fakultas Kedokteran UB akan dikoordinasikan lebih lanjut.
Namun, yang jelas, UB sendiri melalui tenaga PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) yang tersebar di beberapa rumah sakit telah berkomitmen untuk melakukan penanganan covid-19 sejak awal kemunculannya.
Maka dari itu, dalam melakukan penanganan lonjakan covid-19 di Kota Malang, perlu peran semua pihak. Juga adanya tempat safe house akan membantu proses penyembuhan pasien covid-19 lebih cepat.
"Karena rumah isolasi mandiri ini kan juga sangat penting agar tidak menulari. Juga bagi mahasiswa ini menjadi sangat penting karena kalau isolasi di kos-kosannya tidak efektif," pungkas Nuhfil.