INDONESIATIMES - Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Indonesia dalam kurun 2 pekan terakhir. Situasi hari-hari ke depan pun belum dapat diprediksi.
Bila kebijakan pengetatan pembatasan mobilitas masyarakat yang diambil pemerintah berlangsung efektif, dampak positifnya baru bisa dirasakan setidaknya 2 bulan dari sekarang.
Baca Juga : Gempa Gunung Kidul di Yogyakarta Terasa Hingga Tulungagung, Warga Berhamburan Pasca Subuh
Namun bila tidak, maka krisis kesehatan dipastikan akan berlangsung lebih lama. Diketahui, libur Lebaran pertengahan Mei 2021 lalu dituding menjadi penyebab terjadinya gelombang kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin melonjak.
Kebijakan pelarangan mudik saat itu pun kurang efektif. Selain tingginya mobilitas orang, ada pula faktor lain yang dituding menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, yaitu varian baru dari virus Covid-19 itu sendiri.
Saat ini diketahui, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah bermutasi menjadi 11 varian. Hal itu pun telah dirilis secara resmi oleh WHO.
Melansir melalui situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), sistem tata nama yang ditetapkan untuk penamaan dan pelacakan garis keturunan genetik Covid-19 ini dilakukan oleh GISAID, Nextstrain, dan Pango.
GISAID merupakan institusi yang dibuat oleh Pemerintah Jerman dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional untuk mempelajari data genetika virus. Sementara, Nextstrain adalah proyek sumber terbuka untuk memanfaatkan potensi ilmiah dan kesehatan masyarakat dari data genom patogen.
Mereka telah berkolaborasi dengan peneliti di Seattle, USA, dan Basel. Adapun, Pango yakni singkatan dari Phylogenetic Assignment of Named Global Outbreak Lineages (PANGOLIN).
Model penamaan dengan kode-kode angka ini terlalu ilmiah dan relatif sulit dihafalkan khalayak umum. Akibatnya, penyebutan untuk varian virus lebih sering merujuk pada nama negara tempat varian itu teridentifikasi.
Kendati demikian, demi mencegah munculnya stigma negatif dan memudahkan pembahasan oleh audiens non-ilmiah, WHO menamai varian virus terbaru ini sesuai dengan alfabet Yunani.
Berikut ini 11 terbaru virus Covid-19 yang telah teridentifikasi:
1. Alpha
Alpha atau B.1.1.7 pertama kali ditemukan di London dan beberapa daerah lain di Inggris pada September 2020, dan ditunjukkan pada 18 Desember 2020.
2. Beta
Varian Beta atau B.1.351 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada awal Oktober 2020.
3. Gamma
Varian Gamma ditemukan di Brasil pada November 2020, dan ditunjukkan pada 11 Januari 2021.
4. Delta
Varian Delta atau B.1.617.2 pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober 2020 di India.
Belakangan varian Delta ada mutasi baru lagi yang dikenal dengan nama Delta Plus atau AY.1 yang ditandai dengan akuisisi mutasi K417N.
Varian Delta Plus pertama kali ditemukan di India April 2021. Kementerian Kesehatan India mengatakan, sejumlah penelitian menunjukan varian Delta Plus lebih mudah menyebar, lebih mudah menempel di paru-paru, dan berpotensi kebal terhadap terapi antibodi monoklonal.
Namun, ahli virologi terkemuka mempertanyakan pengkategorian Delta Plus sebagai "varian yang mengkhawatirkan". Mereka mengatakan, belum ada data yang bisa membuktikan bahwa varian Delta Plus lebih mudah menyebar atau lebih mematikan dibanding varian lain.
5. Epsilon
Varian Epsilon ditemukan di California, AS pada Maret 2020, dan ditunjukkan pada 5 Maret 2021.
6. Zeta
Seperti varian Gamma, Zeta juga ditemukan di Brazil. Varian ini ditemukan pada April 2020, dan ditunjukkan pada 17 Maret 2021.
7. Eta
Eta merupakan satu-satunya varian baru virus Covid-19 yang tidak secara spesifik ditemukan di negara tertentu. Varian yang terdeteksi pada Desember 2020 ini ditemukan di berbagai negara.
8. Theta
Varian Theta ditemukan di Filipina pada Januari 2021, dan ditunjukkan pada 24 Maret 2021.
9. Iota
Iota adalah varian Covid-19 kedua yang ditemukan di AS setelah Epsilon. Bila Epsilon pertama kali terdeteksi di California yang ada di wilayah pantai barat, maka Iota pertama kali terdeteksi di New York yang berada di wilayah pantai timur.
Sampel Iota pertama kali ditemukan pada November 2020 dan ditunjukkan pada 24 Maret 2021.
10. Kappa
Kappa merupakan varian kedua yang ditemukan di India. Sampel varian ini ditemukan di India pada Oktober 2020, dan ditunjukkan pada 4 April 2021.
11. Lambda
Baca Juga : Sering Kontak Erat dengan Pasien Covid-19, 7 Nakes PSC Kota Malang Terkonfirmasi Positif
Varian Lambda ditemukan di Peru pada Agustus 2020, dan ditunjukkan pada 14 Juni 2021.
Gejala dari varian baru Covid-19:
WHO juga merilis bagaimana gejala yang dirasakan dari virus Covid-19 baru ini.
Secara umum gejala-gejala yang dirasakan dari virus Covid-19 varian baru ini menurut World Health Organization (WHO) yakni:
- Demam
- Batuk kering
- Kelelahan
Sementara gejala khusus dan bisa mempengaruhi pasien antara lain:
- Kehilangan rasa atau bau
- Hidung tersumbat
- Konjungtivitas (mata merah) - Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau sendi
- Berbagai jenis ruam kulit
- Mual atau muntah
- Diare
- Menggigil atau pusing
Gejala virus corona paling parah
- Sesak napas
- Kehilangan selera makan - Kebingungan
- Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada
- Temperatur tinggi (di atas 38 derajat celcius)
Gejala lain virus corona yang kurang umum dan gejala baru - Sifat lekas marah
- Kebingungan
- Kesadaran berkurang (terkadang berhubungan dengan kejang) - Kegelisahan
- Depresi
- Gangguan tidur
- Komplikasi neurologis yang lebih parah dan jarang terjadi, seperti stroke, radang otak, delirium, dan kerusakan saraf.
Bagaimana cara mencegah virus Covid-19 varian baru?
Menurut ahli Mikorbiologi dan pembawa acara "Super Awesome Science Show" dikutip melalui Kompas Health, tingkat penularan virus Coovid-19 ini sudah terprediksi sebelumnya, dan seharusnya ini tidak mengejutkan.
Direktur Medis dari Sollis Health di Los Angeles, AS, Scott Braunstein menyebutkan pertahanan terbaik dari virus apa pun variannya yakni dengan terus mengurangi peluang terpapar.
"Strain baru diperkirakan memiliki protein lonjakan (spike protein) yang 'terbuka' lebih lama dari aslinya, memungkinkannya dapat memasuki sel manusia lebih efisien, sehingga lebih mudah menular," jelasnya.
Berikut cara mencegah virus Covid-19 varian baru:
1. Ikuti langkah pencegahan
Terdapat 3 langkah pencegahan ABC yang direkomendasikan Jason Tetro. 3 langkah tersebut yakni - Airway: Lindungi diri dengan menggunakan pelindung seperti masker, face shiled, disenfektan, dan lain sebagainya - Buble (gelembung): memastikan berhubungan hanya dengan orang-orang yang dikenal dan dipercaya - Contact: Sebaiknya menggunakan aplikasi pelacakan kontak. Berinteraksi dengan orang dalam gelembung jika ada yang terinfeksi akan mudah melakukan pelacakan.
2. Batasi lingkaran sosial
Virus Covid-19 varian apa pun bisa dicegah dengan membatasi lingkaran sosial. Sebab, jika gelombang sosial kian membesar, maka akan semakin menyulitkan pelacakan jika salah satunya positif.
Tetro mengakui, pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Membatasi diri atau melakukan isolasi sosial adalah pilihan yang sulit dan tidak menyenangkan.
3. Batasi transaksi langsung
Jika terpaksa ingin belanja kebutuhan ke supermarket atau gedung tertutup, usahakan jangan lama. Sebab, setiap menit dihabiskan untuk berbelanja di dalam ruangan meningkatkan risiko tertular virus Covid-19.
4. Atur ulang kerja dan sekolah
Jika bekerja dan belajar masih bisa dilakukan secara online. Kalau pun sulit secara online, maka lakukanlah pertemuan di luar ruangan.
Menurut Braunsein, banyak orang terinfeksi Covid-19 melalui kontak di tempat kerja di dalam ruangan.
5. Gunakan masker dengan benar
Menurut CDC, masker kain bisa melindungi diri virus. Namun hal itu tergantung pada jenis kain, jumlah lapisannya dan kecocokan masker dengan masing-maing individu.
6. Sering mencuci tangan
CDC juga terus mengampanyekan untuk menjaga kebersihan, terutama tangan. Seringlah mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik.
Jika tidak bisa, Anda bisa menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol setidaknya 60 persen.
7. Vaksinasi
Vaksin sangat penting untuk memperlambat penyebaran virus dan mengurangi keparahan penyakit.