INDONESIATIMES - Partai Demokrat mendadak murka karena proyeksi duet Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto untuk Pilpres 2024 dipandang sebelah mata.
Kemarahan Demokrat berawal dari pernyataan Direktur Indo Barometer M. Qodari yang menilai wacana pasangan AHY dan Airlangga tidak akan terealisasi untuk maju pada Pilpres 2024. Bahkan Qodari menilai analisis Demokrat soal AHY-Airlangga adalah bentuk halusinasi.
Baca Juga : Inspirasi Pakai Knit Cardigan untuk Tampil Beda dan Kekinian, Bisa Ditiru Nih!
"Agak halusinasi ya. Halu atau halusinasi kalau menyebut pasangan AHY dengan Airlangga itu mengulangi kejayaan SBY dan JK, ujar Qodari.
Partai Demokrat pun tidak tinggal diam usai diremehkan Qodari. Deputi Balitbang DPP PD Syahrial Nasution menilai analisis Qodari itu ngawur karena tidak menunjukkan kualitas sebagai peneliti.
"Analisis Qodari ini normatif, tapi tidak menunjukkan kualitas sebagai peneliti yang punya kualifikasi bagus. Apalagi hebat. Sudah normatif, ngawur pula," kata Syahrial.
Syahrial juga mengatakan jika ada interest pribadi dari Qodari lebih kental daripada analisis sebagai pengamat atau peneliti. Bahkan ia juga menyindir Qodari.
Menurut dia, analisis Qodari soal AHY-Airlangga itu muncul karena Moeldoko gagal mengudeta AHY. "Barangkali periuk nasinya sedang retak karena gagal sebagai pendukung Moeldoko dan KLB Sibolangit," sebutnya.
Sebelumnya diketahui, Qodari menilai elektabilitas AHY itu jauh berbeda dengan SBY di tahun 2004 yang lalu. Bukan tanpa alasan persoalan elektabilitas AHY dan SBY dipersoalkan oleh Qodari.
Menurut dia, menduetkan AHY dan Airlangga justru akan memberatkan Partai Golkar. "Walaupun AHY ini anak SBY, tapi elektabilitanya beda jauh. Karena itu peluang menangnya juga berat. Kasihan Partai Golkar yang punya kursi banyak kalau dipasangkan dengan calon yang popularitasnya tanggung, elektabilitasnya tanggung," kata dia.
Baca Juga : Ra Hasani Minta Pemkab Bangkalan Lebih Proaktif Tangani Kasus Covid-19
Qodari bahkan menyarankan Golkar mencalonkan ketum mereka, Airlangga Hartarto, dengan orang lain. Dia berpendapat lebih baik Airlangga dipasangkan dengan sosok yang memiliki elektabilitas tinggi.
Tak cuma itu. Qodari juga menyinggung pengalaman Airlangga dengan AHY. Dia menyebut AHY belum memiliki banyak pengalaman politik dan belum pernah menjadi pejabat negara.
"Kalau AHY dengan Airlangga, ya kasihan Pak Airlangganya, kasihan Partai Golkarnya. Elektabilitasnya jauh, belum lagi kita bicara pengalaman. Pengalaman Pak Airlangga di pemerintahan ya jauh lebih banyak dibandingkan dengan AHY," sebutnya.
Ia pun menyebut AHY belum pernah menjadi anggota DPR, menteri, dan kepala daerah. Sementara Airlangga sudah pernah menjadi anggota dewan dan saat ini menjadi menteri.