BANGKALANTIMES - Kasus sebaran Covid-19 di tiga kecamatan di Kabupaten Bangkalan nampaknya tidak terbendung. Sesuai data dari Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan, yang mengalami peningkatan itu di Kecamatan Arosbaya, Klampis, dan Bangkalan Kota.
Meningkatnya sebaran Covid-19 ditiga kecamatan itu membuat wakil ketua (Waka) komisi D DPRD Bangkalan Ach Haryanto angkat bicara. Menurutnya, dalam kasus ini pemerintah atau yang berwajib dalam menangani COVID-19 harus turun ke bawah.
Baca Juga : Korban Dugaan Kekerasan Seksual SMA SPI Kota Batu Terus Bertambah, Kini Capai 40 Anak yang Melapor
Dalam artian, turun memberikan edukasi terhadap masyarakat memberikan imbauan agar tidak terjadi kerumunan secara terus menerus. "Himbauan saya satgas lebih dimaksimalkan lagi fungsinya. Terutama dalam mengedukasi turun ke bawah membawa speaker untuk siaran dan bawa alat-alat medis," ujarnya kepada BangkalanTIMES, Sabtu (5/6/2021).
Sebab kata Antok sapaan lekat waka Komisi D itu, banyak warga yang sakit dan ciri-cirinya mengarah ke Covid-19, mulai dari sesak nafas hingga hilang indra penciumannya.
"Oleh sebab itu, saya mengimbau kepada petugas yang berwajib agar segera melakukan tindakan, agar tidak terjadi lebih luas lagi," tegas Antok dari Fraksi PKB ini.
Selain itu, pria kelahiran Kecamatan Geger ini juga menginginkan, agar pembelajaran tatap muka di setiap sekolah untuk dilakukan evaluasi. "Terutama bagi desa atau kecamatan yang terdampak COVID-19 nya tinggi," tuturnya.
"Maka dari itu, kami berharap agar tim satgas kabupaten segera melakukan evaluasi khusus tiga atau kalau perlu empat kecamatan, mulai dari Arosbaya, Klampis, Geger dan Sepulu," tutur dia.
Semua kecamatan itu, paling tidak bisa dilokalisir, semua kegiatan yang mengandung banyak orang, termasuk pembelajaran tatap muka. Barangkali itu bisa diperluas penutupannya.
"Kalau sekarang yang ditutup hanya di Kecamatan Arosbaya, paling tidak di tiga kecamatan yang lain juga dilakukan penutupan, seperti Kec. Klampis, Geger dan Sepulu," terangnya.
Tidak hanya itu, dampak dari sebaran COVID-19 yang semakin menghawatirkan itu, juga ditanggapi oleh Aziz anggota Komisi D Fraksi Demokrat. Dia mengaku, bahwa kejadian tersebut juga terjadi di daerahnya, yakni di Kecamatan Klampis.
Bahwa kata dia, terjadi pembeludakan pasien sakit di Puskesmas Klampis, yang menurutnya juga mengarah terhadap COVID-19, sehingga hal tersebut menurutnya butuh tindakan dari tim satgas COVID-19. "Kita belum tau ini COVID-19 apa bukan, cuma ini banyak orang sakit yang roman-romannya mengarah terhadap COVID-19, karena hingga saat ini belum ada pemeriksaan baik swab maupun rapid antigen," cetusnya.
Sehingga ia berharap, segera ada pengecekan dan pemantauan dari pihak yang berwajib, biar ada tindakan-tindakan yang bisa dilakukan.
Selain itu, Aziz juga menghimbau kepada masyarakat agar selalu mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes). Sebab, selama ini ada juga kelalaian dari masyarakat. "Kekhwatiran saya akibat dari kelalaian itu berdampak terhadap wabah itu," tuturnya.
Senada dengan itu, Ketua Komisi D Nur Hasan juga ikut mengomentari, bahwa dirinya sepakat agar Tim Satgas kabupaten segera melakukan langkah-langkah terkait kasus tersebut.
"Agar sebaran COVID-19 tidak semakin meluas, untuk itu tim satgas harus segera melakukan langkah-langkah dalam menangani kasus itu," singkatnya.
Baca Juga : Kapolda Jatim Resmikan Masjid dan Perumahan Anggota Polri dan ASN Polri
Sebab, kata dia saat ini Puskesmas Arosbaya sudah dilakukan penutupan, dikarenakan angka sebaran COVID-19 banyak yang terkonfirmasi positif Corona.
Disusul, di Kecamatan Kalampis juga menjadi kecamatan yang menghawatirkan, sebab kata dia disana sudah ada kejadian bahwa ada salah satu pasien yang meninggal dunia karena Covid-19. "Maka dari itu, kami berharap agar tim satgas kabupaten segera melakukan evaluasi khsus tiga atau kalau perlu empat kecamatan tersebut," lanjut dia.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Bangkalan Agus Zain mengatakan, Antisipasi peningkatan kasus COVID-19 sudah ia lakukan sejak pasca libur lebaran sebenarnya, khususnya dalam menghadapi perayaan Lebaran Ketupat 1442 H.
Bahkan ia lakukan mulai dari satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten sampai tingkat kecamatan dan desa/kelurahan, selain memberlakukan kebijakan PPKM berbasis Mikro juga menerapkan kebijakan pengetatan mudik hingga pembatasan aktvitas wisata selama libur lebaran sebagaimana telah digariskan oleh kebijakan Satgas Pusat.
Akan tetapi, faktanya sejumlah aktivitas yang dilakukan masih dengan sengaja mengabaikan imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. "Sehingga berdampak pada terjadinya peningkatan kasus aktif baru," ujarnya saat dihubungi BangkalanTIMES.
Untuk itu, pihaknya menghimbau, agar tetap berhati-hati dan waspada dalam menjalani aktivitas sehari-hari terutama aktivitas di ruang publik, agar mematuhi penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
Menaati apa yang menjadi strategi kebijakan Satgas Covid-19 dalam memutus penularan Covid-19, baik yang disampaikan oleh petugas medis, petugas TNI-Polri, maupun pejabat pemerintah setempat.
"Kepada para ulama, tokoh masyarakat, serta para sepuh yang menjadi panutan masyarakat mengharap partisipasiaktif untuk memberi dukungan dan penguatan terhadap tugas-tugas Satgas Covid-19 di wilayah masing-masing," pungkas dia.
Sekedar diketahui, menurut juru bicara tim satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan, Agus Zain, bahwa yang mengalami kasus tertinggi sebaran COVID-19 hanya di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Arosbaya, Klampis dan Bangkalan Kota
Adapun kasus sebaran COVID-19 di Bangkalan, menurut data dari tim Satgas di antaranya, Suspek sebanyak 16 orang, Confirm Lab sebanyak 1750+5, Sembuh sebanyak 1517+4.