BLITARTIMES - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Blitar Rini Syarifah mengunjungi korban terdampak gempa yang mengguncang Kabupaten Blitar, Sabtu (22/5/2021).
Pantauan BLITARTIMES, Gubernur Khofifah tiba di Kabupaten Blitar sekitar pukul 10.25 WIB. Dalam kunjungan kali ini Khofifah meninjau sejumlah lokasi terdampak gempa, diantaranya di Desa Boro, Kecamatan Selorejo. Di Desa Boro, Khofifah menyapa warga dan meninjau kerusakan bangunan akibat gempa. Salah satu bangunan yang ditinjau salah satunya rumah milik Tukinem.
Baca Juga : MUI Jatim Ajak MUI Daerah untuk Seriusi Persoalan Ekonomi
Setelah dari Desa Boro, Khofifah melanjutkan kunjungan kerja di Blitar menuju Desa Jabung, Kecamatan Talun. Dalam kesempatan kunjungan ini, Khofifah meninjau kerusakan pabrik pengolahan tempe milik Jazuli.
Dalam kunjungannya di Kabupaten Blitar, Khofifah juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada korban terdampak gempa. Bantuan yang diserahkan diantaranya sembako, masker kain, masker medis, lauk pauk dan terpal.
“Untuk tahap awal penanganan bencana kami berikan bantuan logistik. Harapan kita, bantuan logistik yang diberikan segera dapat membangkitkan struktur ekonomi warga terdampak. Hal ini sesuai SOP berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Sosial dan stake holder lainnya,” ungkapnya kepada awak media.
Dirinya menambahkan, pihaknya meminta kepada pemerintah daerah agar cepat menyelesaikan pendataan kerusakan akibat gempa. Nantinya setelah ada validasi, pemerintah akan memberikan bantuan kepada korban terdampak gempa.
"Untuk kerusakan berat, sedang dan ringan saya minta kepada Pemkab Blitar agar segera melaporkannya kepada BNPB. Namun untuk titik-titik tertentu, bisa ditangani secara gotong royong antara BPBD daerah dengan BPBD Jatim. Saya imbau agar warga tidak panik," imbuhnya.
Orang nomor satu di Jawa Timur ini menambahkan, pesisir selatan Jatim termasuk Kabupaten Blitar masuk area ring of fire. Tingginya potensi bencana ini sudah diantisipasi BMKG dengan melakukan mitigasi bencana secara kontinyu.
Sebelumnya mitigasi dilakukan di Banyuwangi dan Pacitan, tapi ternyata yang terdampak gempa justru wilayah Malang, Lumajang dan sebagian Blitar. Artinya, mitigasi bencana harus komprehensif ke depannya dengan dibentuknya Kampung Siaga Bencana (KSB).
"Dengan kondisi seluruh pihak harus waspada. Ke depan harus dibuat konstruksi bangunan yang tahan gempa. Kontsruksi tahan gempa ini harus dibuat secara bertahap,” imbuh mantan Menteri Sosial RI.
Khofifah melanjutkan, KSB benar-benar dibutuhkan di daerah rawan bencana di Jatim, khususnya di Kabupaten Blitar. KSB dibutuhkan supaya ada kewaspadaan dan kemandirian sesuai potensi bencana di tiap wilayah. Keberadaan KSB yang terlembagakan dengan baik ini nantinya akan menciptakan lumbung-lumbung sosial yang disiapkan secara berbeda.
“Saya minta agar setiap wilayah memetakan kembali KSB. Tujuannya dari KSB ini apa? Agar kita bisa menciptakan kemandirian warga pada setiap potensi bencana yang ada. Misalnya, di wilayah dengan potensi banjir, akan disiapkan perahu karet. Dan tentu berbeda dengan yang disiapkan pada wilayah dengan potensi gempa, puting beliung dan kebakaran," tukasnya.
Sementara itu, data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) jumlah bangunan rusak hingga berita ini diturunkan berjumlah 112 bangunan. Kerusakan merata mulai dari kabupaten Blitar bagian timur dan selatan.
Baca Juga : Kisah Istri & Anak-anak Nabi Nuh yang Terus Menyembah Berhala hingga Turun Azab Allah SWT
Kerusakan bangunan tersebar di 15 kecamatan. Masing-masing Kecamatan Bakung 8 bangunan rusak ringan, Kecamatan Binangun 10 bangunan rusak ringan, Kecamatan Doko 4 bangunan rusak ringan, Kecamatan Gandusari 5 bangunan rusak ringan, Kecamatan Garum 3 bangunan rusak ringan, Kecamatan Kanigoro 1 bangunan rusak ringan, Kecamatan Kesamben 15 bangunan rusak ringan dan 3 rusak sedang.
Kerusakan dilaporkan juga terjadi beberapa kecamatan lain. Di Panggungrejo 28 bangunan rusak ringan, Kecamatan Selopuro 5 bangunan rusak ringan, Kecamatan Selorejo 1 bangunan rusak ringan, Kecamatan Srengat 1 bangunan rusak ringan, Kecamatan Talun 5 bangunan rusak ringan 1 bangunan rusak berat, Kecamatan Wates 10 bangunan rusak ringan 1 bangunan rusak sedang, Kecamatan Wlingi bangunan rusak ringan 4, Kecamatan Wonodadi 1 bangunan rusak ringan dan Kecamatan Wonotirto 6 bangunan rusak ringan.
“Saya selaku bupati meminta kepada kepala desa, lurah dan camat agar segera menyelesaikan update data kerusakan bangunan akibat gempa bumi. Update data sangat penting dilakukan guna membantu warga masyarakat yang terkena musibah bencana alam,” kata Bupati Blitar Rini Syarifah.
Rini menambahkan, pemerintah akan segera menyalurkan bantuan apabila verifikasi data sudah dilakukan. Dalam hal ini dirinya juga meminta warga agar pro aktif menyampaikan laporan kerusakan bila benar-benar terdampak bencana.
“Apabila data sudah diverifikasi di tingkat kabupaten maka dalam waktu dekat pemerintah daerah akan segera menyalurkan bantuan. Nah, agar bantuan cepat tersalurkan, kami minta masyarakat agar proaktif melakukan laporan kerusakan kepada petugas di wilayah,” pungkas orang nomor satu di Kabupaten Blitar.
Diberitakan sebelumnya, gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang Blitar Raya pada Jumat 21 Mei sekitar pukul 19.09 WIB. Gempa berpusat di 57 kilometer, tenggara Kabupaten Blitar dengan kedalaman 110 kilometer.