INDONESIATIMES - Perjuangan para nabi untuk menyebarkan agama Islam, tidaklah mudah. Mereka harus harus menghadapi berbagai cobaan, salah satunya yakni menghadapi para pengkhianat.
Pengkhianat nabi kali ini ialah istri dan anak-anak Nabi Nuh. Nabi Nuh merupakan utusan Allah SWT yang menjadi nabi pada masa kekosongan di antara 2 rasul.
Baca Juga : Kisah Pilu Nenek 80 Tahun Harus Jalan ke Hutan 5 Km Demi Mencari Makan
Pada masanya, Nabi Nuh sering berdakwah. Namun kala itu orang-orang di sekitarnya masih saja menyembah berhala dan tidak pernah mau mendengarkan kata-katanya.
Para kaum kafir itu tak pernah percaya segala ucapan Nabi Nuh, bahwa dia merupakan utusan Allah SWT yang bertugas untuk memberikan pengajaran kepada mereka.
Para kaum kafir itu pun mulai memusuhi Nabi Nuh. Lantaran mereka menganggap Nabi Nuh sudah menghina patung-patung yang mereka sembah dan telah mengganggu ketentraman hidup mereka.
“Wahai Nuh, Engkau ini benar-benar lancang! Berani-beraninya engkau mengatakan bahwa ada Tuhan yang lebih berkuasa dari berhala-berhala kami! Engkau ini benar-benar orang yang paling sesat.”
Nabi Nuh pun terkejut saat mendengarkan ucapan tersebut. Ia tak menyangka akan ucapan mereka hingga tega berkata seperti itu.
"Wahai kaumku, aku ini sama sekali bukan orang yang tersesat. Aku ini adalah utusan Allah yang menguasai alam semesta. Aku telah diberi amanat oleh Yang Maha Kuasa untuk memberikan nasehat kepada kalian. Allah telah mengajarkan kepadaku sesuatu yang tidak kalian ketahui. Dan aku berniat mengajarkan kepada kalian hal-hal yang tidak kalian ketahui itu," jawab Nabi Nuh dengan lemah lembut.
Diketahui, Nabi Nuh memiliki 2 istri yang tercatat dalam sebuah ayat di Alquran. Bukan karena kebaikannya, melainkan karena pengkhianatannya yang tak bisa diampuni. Begitu pula dengan anak-anaknya. Nabi Nuh memang diutus kepada kaum yang benar-benar bebal.
Nabi Nuh lantas diuji dengan istri dan anak-anaknya yang juga menyembah berhala. Dengan sabar, Nabi Nuh terus membimbing mereka kembali ke jalan Allah SWT. Sayangnya, upaya itu tak dihiraukan oleh istri dan anak-anaknya. Mereka tetap berkumpul dengan orang-orang yang ingkar dan menyembah berhala.
Baca Juga : Klarifikasi Gubernur Khofifah Via WAG Terkait Pesta Ulang Tahun
Suatu hari Nabi Nuh melihat istri dan putranya bernama Kan'aan berkumpul bersama orang-orang kafir. Betapa sedihnya Nabi Nuh saat melihat dengan kepala mata sendiri anak dan istrinya menyembah berhala seperti kaumnya yang sesat tersebut.
Istri dan anaknya ternyata selama ini telah mengabaikan semua nasihat-nasihat yang ia berikan. Nabi Nuh lalu memohon kepada Allah SWT untuk memberikan azab kepada orang-orang yang telah ingkar kepada Allah SWT. Hingga akhirnya Allah mengabulkan permintaan Nabi Nuh, dan meminta Nabi Nuh untuk membuat perahu agar terhindar dari azab yang akan ditimpakan kepada kaumnya yang ingkar.
Para pengikut Nabi Nuh mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat perahu, seperti paku dan kayu-kayu yang ditanam selama 40 tahun. Allah SWT lantas membimbing Nabi Nuh dan para pengikutnya dan semua jenis hewan berpasang-pasangan.
Saat Nabi Nuh dan pengikutnya selesai membangun kapal, banjir besar pun datang. Sang nabi berusaha untuk menyelamatkan keluarganya, namun tidak berhasil karena mereka bukanlah orang yang beriman kepada Allah SWT. Istri dan anak-anak Nabi Nuh pun ikut tenggelam bersama berhala-berhalanya.
Allah SWT berfirman, "Nuh berkata, 'Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir,". (QS Nuh ayat 26-27).