free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hukum dan Kriminalitas

Merasa Janggal, Keluarga Korban Meninggal di Bendungan Sengguruh Minta Makam Dibongkar

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

21 - May - 2021, 03:07

Placeholder
Abdul Rohman (berpeci) saat menjelaskan kepada awak media terkait alasan keinginan pembongkaran makam kakaknya di TPU Sukorejo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Kamis (20/5/2021). (Foto: Tubagus Achmad/ MalangTIMES) 

MALANGTIMES - Peristiwa penemuan jenazah perempuan bernama Siti Chotimah warga Jalan Peltu Sujono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, di Bendungan Sengguruh pada hari Sabtu (20/3/2021) terus berlanjut. 

Pasalnya, keluarga yang awalnya mengikhlaskan kepergian Siti Chotimah yang telah pergi untuk selama-lamanya, akhir-akhir ini merasakan ada kejanggalan terhadap kematian Siti Chotimah yang mana saat meninggal dunia, korban usai melahirkan anak kembar. 

Baca Juga : Antar Anak Rayakan Ultah ke Rumah Bapaknya, Istri Disambut Sabetan Celurit

Abdul Rohman (34) yang merupakan adik kandung Siti Chotimah mengatakan bahwa pihak dari keluarga korban merasakan ada keanehan dan kejanggalan atas meninggalnya Siti Chotimah. Maka dari itu meminta agar makam korban yang berada di TPU Sukorejo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang untuk dibongkar. 

"Kami meminta pembongkaran karena ada kejanggalan. Ada luka-luka di bagian kaki, lengan dan kepala. Kami mengetahui saat memandikan jenazah," ungkapnya kepada MalangTIMES.com, usai menunggu jenazah Siti Chotimah dimakamkan kembali setelah dilakukan otopsi oleh petugas forensik dari RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar), Kamis (20/5/2021). 

Lanjut Rohman bahwa pada saat tindakan otopsi yang dilakukan oleh petugas forensik RSSA Malang serta dibantu oleh jajaran Dokpol Polres Malang dilakukan secara tertutup. 

"Saat proses otopsi tadi nutup, jenazahnya nutup. Kami berharap bisa tau asal usulnya (penyebab, red) meninggalnya kenapa," terangnya. 

Rohman melanjutkan bahwa hubungan Siti Chotimah pun sebelum meninggal dunia sedang baik-baik saja. Baik dengan sang suami Rudi Sudarwanto serta kerabatnya yang lain. "Hubungan korban dengan suami sebelumnya harmonis, baik-baik saja. Tidak ada masalah juga, pertengkaran rumah tangga tidak ada. Semasa hidupnya, korban tidak pernah ada masalah apapun. Dia juga tidak pernah cerita apa-apa," terangnya. 

Sementara itu, dikatakan Rohman bahwa 12 hari sebelum meninggal, Siti Chotimah baru saja melahirkan dua anak kembar yang masih bayi. "Almarhumah baru melahirkan anak kembar, perempuan semua. 12 hari sebelum kejadian. Jadi usia bayinya 12 hari dan sudah menikah sekitar satu setengah tahun ini," imbuhnya. 

Baca Juga : Makam Ibu yang Hanyut Dibongkar, Polisi Tunggu Hasil Tim Forensik RSSA

Sebagai informasi, bahwa Siti Chotimah ditemukan telah meninggal dunia di Bendungan Sengguruh pada hari Sabtu (20/3/2021) sekitar pukul 06.30 WIB. 

Sebagai informasi, bahwa berdasarkan hasil penyelidikan dan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) petugas kepolisian, bahwa Siti Chotimah meninggalkan rumah di Dusun Ketapang, Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang sejak hari Kamis (18/3/2021) sekitar pukul 22.00 WIB. 

Setelah Siti Chotimah meninggalkan rumah, seluruh keluarga dan tetangganya berupaya untuk mencari keberadaan Siti Chotimah. Yang pada akhirnya Siti Chotimah ditemukan tersangkut di trashrack intake gate PLTA Bendungan Sengguruh pada hari Sabtu (20/3/2021) sekitar pukul 06.30 WIB dan dinyatakan meninggal dunia.


Topik

Hukum dan Kriminalitas



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Sri Kurnia Mahiruni