TULUNGAGUNGTIMES - Kehilangan orang tua adalah duka yang mendalam bagi siapapun. Tak terkecuali bagi seorang anak yang tinggal di Desa Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung ini.
Sebut saja, RN anak dari almarhum HI (50) yang sebelumnya masuk rumah sakit kemudian meninggal dunia karena Covid-19.
Baca Juga : Dikenal Bersahabat, Dua Pria di Jenggrong Lumajang Saling Bacok dan Keduanya Tewas
RN yang kini sedang merantau di Luar Negeri ini mengungkapkan kisah sedihnya karena ibundanya meninggal dan ia merasa di Covid-kan sehingga sanak saudara dan tetangga mengucilkan keluarganya (adik) yang tinggal di rumah.
Berikut Postingan RN di akun Facebook nya itu
Ibuk ku sebenare sakit diabet gula darah trlalu tinggi sehingga badan nya drop,, ibuk ku selama di rumah tidak pernah keluar rumah,, jarang ketemu orang,, aktifitas di dalam rumah,, itu sudah berbulan2 bhkn sejak Corona,,, ibuk ku kmrin meninggl di rs,, knp diabet jd covid sehingga keluargaku di kucilkan bhkn pda takut kerumh aktifitas di rumh bhkn tidak ad sma sekali,,, tadarus hrus di mushola,, rasane sakit bnget jd aku,,, aplgi pcc aku jauh,, cm adik ku perempuan tok yg di rumh,, seandaine pean jd aku gmna perasaane meliht adik di rumh sendrian setelah di tinggl sosok seorang ibuk,, klo pd umunya orng berduka di temani sanak saudara,,,, sekrng mreka pd tkut dteng kerumh ya alloh sakit campur segalane
Saat dikonfirmasi, RN mengatakan sehari pasca dimakamkan pihak keluarga juga belum menerima hasil swab yang menyatakan ibunya positif Covid-19.
"Hasil Swab tidak dikasihkan, hanya diberitahu positif Covid-19 dampaknya keluarga saya dikucilkan," kata RN melalui pesan massanger, Minggu (02/05/2021).
Ia kemudian menghubungi pihak desa, namun bukan mendapat jawaban yang menggembirakan. Menurut keterangan RN, pihak desa hanya meminta agar dilakukan sterilisasi di rumah secara mandiri. "Diminta semprot (desinfektan) mandiri," jelasnya.
Lanjutnya, HI sang ibunda masuk rumah sakit selama 2 hari 2 malam dan kemudian dinyatakan meninggal dunia. "Sejak masuk RS (swasta) satu jam dinyatakan Covid-19 lalu dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung. Di sana tak boleh dijenguk juga," imbuhnya.
Meski dinyatakan positif Covid-19, adik RN yang selama ini merawat ibundanya juga belum pernah di-Tracing petugas apakah juga positif atau negatif Covid-19. "Kasihan adik sendirian di rumah, tak ada tetangga berani datang," paparnya.
Baca Juga : Kompak, Wali Kota dan Mantan Wali Kota Surabaya Resmikan Jembatan Sawunggaling
Menanggapi hal ini, Satuan Tugas Covid-19 Kecamatan Kalidawir langsung merespons dan mencari data terkait pasien atas nama HI ke RSUD dr Iskak Tulungagung. Menurut dr Doni Wahyu BS yang juga kepala Puskesmas Tunggangri, memang benar jika pasien atas nama HI positif Covid-19 dan dimakamkan dengan standar pemakaman pasien Covid-19.
"Iya, sudah ada dari Rumah Sakit, untuk kronologisnya masih kami coba telusur dulu. Yang jelas keluarga kan termasuk kontak erat jadi pasti disarankan isolasi mandiri oleh perangkat desa. Kalau masalah dari mana tertularnya perlu pendalaman lagi dari kronologisnya. Bisa jadi orangnya di rumah saja tapi kan tidak menutup kemungkinan tertular dari sanak saudara atau tetangganya," kata dr Wahyu melalui pesan WhatsApp.
Lanjutnya, Senin (03/05/2021) besok pihak Satgas Kecamatan Kalidawir akan melakukan langkah lanjutan yakni Tracing. "Besok kita Tracing, hasil swab biasanya ga langsung jadi hari itu juga. Kita kalau Tracing biasanya mesti ditanya sama pihak keluarga dasar Tracing-nya," ujarnya.
Langkah yang diambil pihak Desa Tunggangri disebut dr Wahyu sudah tepat agar sebelum Tracing keluarga tetap di rumah untuk isolasi mandiri.
"Yang jelas dari pihak desa sepertinya sudah pas itu dengan menyarankan isolasi mandiri dulu. Petugas kita nanti juga akan telusuri kronologis dan siapa-siapa kontak eratnya dulu untuk persiapan Tracing-nya besok," ungkapnya.